Blog Analisis Kebijakan + Manajemen Inovasi + Pengembangan Diri + Presentasi
Search

4 Cara Membangun Hubungan Yang Kokoh Dengan Audiens Anda

Apakah Anda memberikan presentasi kepada departemen Anda di ruang konferensi atau berbicara di depan kelompok besar orang dari podium di atas panggung, kenyataannya sebagian besar pembicara tidak mencapai sasaran. Pembicara sering kali datang dengan perasaan seolah-olah mereka bergegas membaca materi dan mereka tidak terhubung dengan audiens mereka.

Kunci untuk menyampaikan presentasi yang sukses adalah menunjukkan kepada audiens Anda bahwa Anda peduli pada mereka. Anda tentu tidak ingin pendengar melihat Anda sebagai tenaga penjualan yang hanya menawarkan produk. Naumn, Anda ingin mereka melihat Anda sebagai pemimpin yang memiliki minat yang terbaik.

Berita baiknya adalah Anda tidak perlu menjadi pembaca pikiran audiens Anda untuk membangun koneksi yang kuat dengan mereka.

Sebagai gantinya, ada 4 cara yang dapat Anda lakukan dalam membangun hubungan yang kokoh dengan audiens Anda. Mari kita bahas satu per satu.

Cara # 1 : Menganalisis Audiens Anda

Sebelum dapat memimpin audiens, Anda harus mengetahui audiens Anda. Anda harus mencari tahu apa yang dipedulikan oleh anggota audiens Anda dan mengapa mereka harus mendengarkan presentasi Anda. Cara terbaik untuk mengumpulkan informasi ini adalah dengan melakukan analisis audiens.

Untuk memulai proses ini, pertimbangkan untuk bertanya kepada penyelenggara acara tentang orang-orang yang akan hadir. Apa yang mereka harapkan untuk dipelajari ? Bagaimana Anda dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka?

Anda juga dapat mencari di Web tentang berita terbaru atau postingan media sosial untuk mempelajari lebih lanjut tentang minat dan prioritas dari orang-orang yang akan hadir pada presentasi Anda. Setelah Anda memahami apa yang diperhatikan pendengar Anda, maka Anda dapat menyesuaikan pesan Anda dengan kebutuhan spesifik mereka.

Ingatlah untuk melakukan analisis audiens yang menyeluruh, bahkan ketika Anda terdesak waktu. Informasi yang Anda kumpulkan akan membantu Anda untuk menentukan cara mendapatkan dan mempertahankan perhatian audiens Anda.

Cara # 2 : Menggunakan Kata Ganti Inklusif

Salah satu cara termudah untuk menjalin ikatan dengan audiens Anda adalah dengan menggunakan kata ganti inklusif seperti Kita dari pada Anda. Seperti yang ditunjukkan Shel Leanne dalam bukunya, Say It Like Obama : Kekuatan Berbicara yang sesuai dengan Tujuan dan Visi melalui kata-kata dapat membantu “mengirim pesan bahwa pembicara dan mereka yang mendengarkan berada di tim yang sama, di kapal yang sama, dan mengarah ke nasib yang sama.”

Gunakan bahasa inklusif, misalnya ketika memberi tahu siswa Anda tentang tugas pidato yang akan datang. Ketika siswa Anda menyatakan keprihatinan tentang menyampaikan pidato, maka Anda dapat mengatakan: “Saya tahu berbicara di depan umum dapat menyebalkan, tetapi kita semua terlibat dalam hal ini bersama-sama. Kita sudah bersiap-siap untuk momen ini selama beberapa minggu terakhir. Jadi saya tahu kita memiliki apa yang diperlukan untuk menyampaikan pidato yang luar biasa.”

Meskipun Anda secara pribadi mungkin Anda tidak menyampaikan pidato, tetapi Anda tentu ingin siswa Anda tahu bahwa Anda berada di pihak mereka. Menggunakan bahasa inklusif dapat membantu Anda menunjukkan bahwa Anda peduli dengan siswa Anda dan memahami apa yang mereka hadapi.

Ada perbedaan besar antara mengatakan, “Anda harus menyelesaikan masalah ini” dan “Kita harus menyelesaikan masalah ini.”

Pernyataan pertama membuat audiens bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, sementara pernyataan yang kedua menyiratkan bahwa pembicara akan bekerja sama dengan audiens untuk menyelesaikan masalahnya. Jangan memberi tahu pendengar Anda apa yang harus mereka lakukan. Sebaliknya, gunakan bahasa inklusif untuk menjelaskan apa yang dapat Anda lakukan bersama dengan mereka.

Cara # 3 : Merujuk Pada Kebutuhan Saat Sekarang Dari Audiens Anda

Cara lain untuk terhubung dengan audiens Anda adalah dengan menggunakan rujukan kebutuhan mereka saat sekarang. Meskipun pendengar mungkin memikirkan masa lalu dan masa depan selama pidato Anda, namun mereka akan menghabiskan sebagian besar “waktu berpikir” mereka untuk mencoba menghubungkan ide-ide Anda dengan kebutuhan dan tantangan mereka saat ini. Pikirkan tentang masalah yang saat ini dihadapi oleh audiens Anda dan temukan cara untuk mengatasi masalah tersebut selama pidato Anda.

Katakanlah Anda diundang untuk memberikan nasihat kepada sekelompok mahasiswa senior perguruan tinggi yang sedang mempersiapkan ujian akhir semester. Apa yang dapat Anda katakan untuk membuat siswa mendengarkan Anda ?

Berikut ini satu kemungkinannya.

“Saya tahu Anda ingin menyelesaikan ujian final Anda, sehingga segera setelah itu Anda dapat bermain dengan teman-teman dan menikmati musim panas. Saya menjadi seorang mahasiswa belum lama ini. Saya tahu bagaimana keadaannya. Tetapi, saya berharap kita dapat berbicara  beberapa menit tentang satu pertanyaan sederhana : Apa yang akan terjadi selanjutnya ? Hari ini, saya ingin menawarkan beberapa saran untuk membantu Anda tentang apa yang harus Anda pelajari untuk mendapatkan hasil yang bagus”.

Pendahuluan ini menarik karena menghubungkan topik pidato Anda dengan perhatian utama siswa saat ini, yaitu : belajar untuk ujian akhir. Awalnya, para siswa mungkin tidak ingin memikirkannya, tetapi kemudian mereka akan mendengarkan begitu Anda menunjukkan bahwa Anda “tahu bagaimana itu” dan Anda bersedia membantu.

Cara # 4 : Menyoroti Manfaat Dari Pesan Yang Anda Sampaikan

Teknik terakhir adalah menyoroti manfaat untuk mendukung ide tertentu. Menurut Nick Morgan, penulis buku Before You Open Your Mouth: The Keys to Great Public Speaking, pembicara harus selalu memperhatikan kebutuhan audiens.

Waktu Anda mulai berpidato, audiens mulai dengan menanyakan “mengapa” —mengapa saya harus peduli, mengapa ini penting … Jika Anda berhasil menjawab pertanyaan mengapa, maka audiens kemudian akan bertanya “bagaimana” —bagaimana saya menerapkan ide ini, bagaimana saya menjadikan ini milik saya sendiri … Itulah tugas pembicara, yaitu membawa audiens dari “mengapa” ke “bagaimana.”

Katakanlah Anda berbicara kepada sekelompok kolega Anda tentang menjadi sukarelawan di tempat penampungan tunawisma setempat. Semua orang tahu bahwa membantu para tunawisma itu penting. Namun demikian, Anda dapat membuat pesan Anda beresonansi dengan kolega Anda jika Anda menekankan manfaat spesifik menjadi sukarelawan.

Anda bisa mengatakan:

“Saya mengundang Anda untuk bergabung dengan saya di tempat penampungan lokal untuk menyiapkan makan siang untuk beberapa tunawisma di komunitas kita. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk saling mengenal dan melakukan sesuatu untuk membuat kita lebih bermanfaat bagi sesama kita. Saya yakin kita akan lebih banyak tertawa ketika kita membuat makanan di dapur”.

Dalam contoh ini, Anda menyoroti manfaat berpartisipasi, dari pada sekedar menekankan bahwa menjadi relawan di tempat penampungan adalah “hal yang benar untuk dilakukan.” Siapa yang tidak ingin bersenang-senang saat melayani masyarakat ?

Pendengar Anda akan memberi perhatian jika Anda berbicara tentang mereka. Jadi, pastikan untuk memperhatikan manfaat bagi audiens di dalam pikiran Anda. Jika Anda mempertahankan pendekatan yang berpusat pada audiens, maka pendengar Anda akan menghargai Anda dengan penghargaan dan tepuk tangan.

Demikianlah, 4 cara yang dapat Anda lakukan dalam membangun hubungan yang kokoh dengan audiens Anda. Pertama, menganalisis audiens Anda, Kedua, menggunakan kata ganti inklusif. Ketiga, merujuk pada kebutuhan saat sekarang dari audiens Anda. Keempat, menyoroti manfaat dari pesan yang Anda sampaikan.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top