Blog Analisis Kebijakan + Manajemen Inovasi + Pengembangan Diri + Presentasi
Search

3 Cara Menggunakan Transisi Yang Membuat Audiens Fokus Pada Presentasi Anda

Pernahkah Anda menonton film serial ?

Film serial yang Anda tonton tersebut selalu membuat Anda ingin menonton episode berikutnya.

Kenapa ?

Karena di setiap penghujung episode selalu saja ada hal yang membuat Anda penasaran dan ingin melihat episode selanjutnya.

Bila dikaitkan dengan presentasi, maka Anda dapat menggunakan prinsip yang digunakan dalam film serial tersebut, yaitu : pada transisi presentasi Anda.

Transisi dalam presentasi adalah kalimat yang perlu Anda sampaikan ketika Anda melakukan perpindahan dari satu bagian presentasi ke bagian yang lain. Transisi tersebut bisa terjadi dari opening ke body, dari poin yang satu ke poin yang lainnya di dalam body, atau dari body ke conclusion.

Transisi yang baik akan membuat presentasi Anda memiliki satu kesatuan yang utuh dan alur yang mengalir. Selain itu, transisi yang baik akan mampu membangkitkan rasa ingin tahu audiens untuk mendengarkan bagian presentasi Anda yang berikutnya.

David Pranata dalam bukunya Speak With Power menyampaikan ada 3 cara menggunakan transisi dalam presentasi.

Mari kita bahas satu per satu.

Cara Transisi # 1 : Menimbulkan Rasa Ingin Tahu.

Rasa ingin tahu dalam presentasi dapat diibaratkan seperti gatal yang ada di badan Anda. Anda mesti menggaruk badan Anda supaya nyaman. Sebagai presenter, Anda perlu menimbulkan rasa gatal tersebut pada audiens melalui transisi yang Anda buat. Dan obat penangkalnya ada pada poin presentasi Anda.

Cara untuk menimbulkan rasa ingin tahu adalah dengan membuat misteri. Oleh karena itu, sebelum Anda menyampaikan poin presentasi Anda berikutnya, maka pancinglah rasa ingin tahu audiens dengan menggunakan misteri. Anda dapat menggunakan kata-kata : rahasia atau tahukah Anda ?

Misalnya, Anda menyampaikan topik presentasi tentang 3 Cara Membuat Presentasi Yang Berdampak. Contoh transisi yang dapat Anda gunakan adalah sebagai berikut :

“Setelah ini saya akan menyampaikan cara membuat presentasi yang membuat audiens Anda tertarik pada presentasi yang Anda sampaikan dan mengambil tindakan dari apa yang Anda jelaskan. Audiens saya yang awalnya terkantuk-kantuk menjadi berbinar-binar matanya setelah saya terapkan cara ini. Rahasia inilah yang akan saya buka kepada Anda pada kesempatan ini”.

Cara Transisi # 2 : Menyampaikan Manfaat Menjalankan dan Kerugian Tidak Menjalankan Poin Presentasi.

Presentasi itu ibaratnya seperti menjual, apakah menjual ide atau menjual produk. Tujuannya adalah agar audiens Anda percaya pada apa yang Anda katakan.

Dalam menjual ide atau produk tersebut, yang Anda perlu lakukan adalah menyampaikan manfaatnya dengan menjalankan ide yang Anda sampaikan atau menggunakan produk yang tawarkan serta kerugiannya dengan tidak menjalankan ide yang Anda jelaskan atau tidak menggunakan produk yang Anda promosikan.

Misalnya, poin presentasi yang ingin Anda sampaikan adalah pentingnya menggunakan sistem aplikasi persediaan bahan produksi untuk menghasilkan produk televisi, maka berikut adalah contoh bagaimana transisi yang dapat Anda gunakan :

“Setelah ini, saya akan menyampaikan sistem aplikasi persediaan bahan produksi untuk menghasilkan televisi yang dapat membuat waktu produksi televisi Anda dua kali lebih efisien dari kondisi Anda sekarang ini. Dan, Anda mampu menghasilkan penghematan biaya produksi”

Jika Anda tidak menggunakan sistem aplikasi ini, maka Anda sering mengalami keterlambatan proses produksi. Akibatnya, kerugian dalam menghasilkan produk televisi Anda dapat terjadi.

Cara Transisi # 3 : Ringkasan Sementara.

Dalam setiap perpindahan poin presentasi, Anda dapat menyampaikan ringkasan sementara pada audiens terlebih dahulu. Tujuan dari ringkasan sementara adalah mengingatkan audiens poin-poin presentasi Anda sebelumnya.

Dengan memberikan ringkasan sementara, maka Anda dapat membantu audiens untuk mengingat apa yang telah Anda sampaikan pada poin presentasi sebelumnya. Selain itu, jenis transisi ini juga akan membuat audiens Anda lebih mudah menentukan sampai dimana presentasi yang Anda sampaikan.

Misalnya, topik presentasi Anda adalah Penyakit Orang Sibuk. Anda sudah menyampaikan   poin 1 (selalu ingin terburu-buru) dan poin 2 (mental persaingan dengan permusuhan) dan sekarang saatnya untuk masuk ke poin 3 (terlalu serius bekerja kurang rasa humor), maka Anda dapat melakukan transisi sebagai berikut :

“Tadi, kita telah membahas dua penyakit orang sibuk. Yang pertama adalah selalu ingin terburu-buru, apa-apa ingin instan. Ingin kaya dengan cara terburu-buru, jadilah ia orang yang tidak jujur. Yang kedua adalah mental persaingan dengan permusuhan. Hobinya mengkritik, menjatuhkan orang lain, dan memanndang negatif orang lain. Setelah ini, kita akan membahas penyakit yang berikutnya yaitu terlalu serius bekerja kurang rasa humor.”

Ketika Anda menyampaikan jenis transisi ini, pastikan bahwa Anda melakukannya dengan ringkas dan melakukan paraphrase. Paraphrase artinya menggunakan kalimat yang berbeda, tetapi maksudnya sama. Hal ini bertujuan agar audiens Anda tidak bosan, karena Anda mengulang-ngulang hal yang sama lagi.

Demikianlah, tiga cara menggunakan transisi yang membuat audiens fokus pada presentasi Anda. Pertama, menimbulkan rasa ingin tahu. Kedua, menyampaikan manfaat menjalankan dan kerugian tidak menjalankan poin presentasi. Ketiga, ringkasan sementara.

Jika Anda menilai tulisan ini bermanfaat, mohon kiranya tulisan ini dapat disebarkan ke kontak WhatsApp (WA) Anda atau Grup WA yang Anda ikuti agar semakin banyak orang yang mendapatkan manfaatnya.

Sharing knowledge for a better presentation/communication.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top