Poll Everywhere (https://blog.polleverywhere.com/powerpoint-infographic/) menjelaskan bahwa sekitar 35 juta presentasi power point diberikan setiap hari oleh 500 juta pengguna seluruh dunia. Namun, kenyataannya banyak dari presentasi yang diberikan tidak menarik.
Banyak yang menyalahkannya tentang “Death by Power Point“. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Angela R. Garber tahun 2001 dalam sebuah artikel di Small Business Computing untuk mengkritik keadaan yang membosankan dan kelelahan yang sangat akibat informasi berlebihan yang ditampilkan dalam presentasi, salah satunya dibuat dengan power point.
Tetapi, hal itu semata-mata bukan tentang alat saja, melainkan juga tentang cara kita menyampaikan informasi.
Kita bisa jadi terjebak dalam gaya pasif penyampaian informasi satu arah yang sudah berusia seabad. Dan, format itu sudah tidak sesuai lagi dengan abad 21 yang sekarang ini berlangsung.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prezi (https://blog.prezi.com/the-2018-state-of-presentations/), hanya 4 % orang mengatakan bahwa mereka menemukan presentasi satu arah menarik dan berkesan.
Data tersebut sangat mengkhawatirkan.
Namun, masih banyak presenter mengikuti cara penyampaian presentasi tersebut, karena menganggap tidak ada konsekuensi langsung untuk tidak mengubahnya.
Tetapi, Attlasian (https://www.atlassian.com/time-wasting-at-work-infographic) menyebutkan bahwa $ 37 miliar terbuang setiap tahun pada pertemuan yang tidak efektif yang sebagian besar karena presentasi yang tidak efektif.
Selain itu, Ideo (https://www.facebook.com/ideouonline/videos/770246286795500/) menjelaskan bahwa 58% konten dilupakan hanya dalam waktu 20 menit setelah presentasi.
Data-data di atas menggambarkan akibat dari presentasi yang buruk.
Untungnya, kita dapat memperbaikinya.
Bagaimana ?
Kita dapat menggunakan alternatif cara presentasi, yaitu presentasi 2.0.
Seperti Web 2.0 dimana interaksi antar orang bisa terjadi, maka Presentasi 2.0 merupakan presentasi yang memberi audiens banyak peluang untuk interaksi yang terstruktur.
Presentasi 2.0 selalu berupaya untuk memberikan presentasi yang interaktif, menarik, dan menyenangkan. Dan, yang paling penting adalah memberikan dampak bagi audiensnya.
Presentasi 2.0 membawa elemen lain ke dalam presentasi, yaitu : interaksi seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Dalam prakteknya, presentasi 2.0 adalah tentang menciptakan jeda yang memungkinkan interaksi yang terstruktur setelah setiap potongan konten (chunking) yang Anda sampaikan dan memungkinkan audiens Anda untuk memikirkan dan menanggapi apa yang Anda jelaskan tersebut.
Mari kita lihat lebih dekat bagaimana presentasi 2.0 berbeda dari format presentasi tradisional yang saya istilahkan dengan presentasi 1.0.
Presentasi 1.0 (satu arah) mempunyai karakter, yaitu :
- Pembicara berbicara satu arah dengan istirahat yang minimal.
- Peserta dibuat untuk mendengarkan secara pasif.
- Pertanyaan pembicara bersifat retoris dan tidak mengundang partisipasi audiens.
- Ketika perhatian audiens bergeser, presenter jarang untuk mengembalikan perhatiannya.
- Diskusi antar peserta tidak dibuat.
Presentasi yang bersifat satu arah ini perlu kita waspadai. John Medina dalam bukunya yang bertajuk Brain Rules : Principles for Thriving at Work, Home and School mengatakan ruang kelas yang isinya melulu ceramah oleh dosen/guru yang monoton, satu arah dan acap membosankan, ternyata justru membuat otak kita terpasung mati.
Sementara itu, presentasi 2.0 (interaktif) memiliki ciri yang berbeda, yakni :
- Pembicara berbicara dengan sering interaksi untuk menerima umpan balik dari audiens.
- Peserta didorong untuk berpartisipasi dan berbagi pandangan mereka.
- Pertanyaan pembicara dijawab dengan mengangkat tangan atau memberikan suara pada polling (jajak pendapat) langsung.
- Saat perhatian audiens menurun, pembicara menggunakan aktivitas interaktif untuk mendapatkannya kembali.
- Pembicara menciptakan ruang bagi audiens untuk berdiskusi.
Ide penggunaan presentasi 2.0 ini menjadi semakin menemukan maknanya ketika saat ini dengan masih berlangsungnya pandemik Covid 19, kita melakukan aktivitas secara virtual dengan menggunakan video konferensi yang mengalami banyak gangguan dan cenderung mudah kehilangan minat dari audiens.
Launch Marketing (2018) dengan jajak pendapat yang dilakukannya menyebutkan bahwa orang yang melakukan pertemuan virtual juga melakukan kegiatan lain yang antara lain seperti : mengirim email, mengirim SMS (short message service), memeriksa media sosial, atau bermain video game.
Nick Morgan dalam Forbes (2012) menyebutkan bahwa orang memiliki rentang perhatian yang jauh lebih pendek dalam pertemuan virtual. Sebagian besar rapat berlangsung selama satu jam. Setelah sekitar 5-10 menit dalam lingkungan virtual, maka orang cenderung mudah untuk kehilangan minat pada pertemuan virtual tersebut.
Dengan demikian, presentasi 2.0 perlu Anda lakukan dalam presentasi virtual.
Selain itu, presentasi 2.0 juga perlu Anda lakukan dalam presentasi tatap muka. Sehingga, presentasi 2.0 akan sangat bermanfaat bagi Anda dan audiens Anda untuk diterapkan baik dalam presentasi tatap muka maupun virtual.
Anda dapat menggunakan presentasi 2.0 dalam berbagai situasi yang berbeda.
Anda mungkin seorang pendidik yang ingin menjaga perhatian mahasiswa Anda. Atau, Anda sebagai pembicara profesional yang berkeinginan agar dapat terhubung dengan audiens Anda dan membuat pidato yang lebih berpengaruh.
Mari kita simak empat kasus penggunaan utama dan lihat sampai sejauh mana Anda dapat memanfaatkan strategi presentasi 2.0.
Kasus Presentasi # 1 : Kuliah & kelas
Jika Anda berprofesi sebagai dosen, Anda mungkin tahu betapa tidak mudahnya membuat setiap presentasi yang menarik dan menginspirasi. Presentasi 2.0 dapat membekali Anda dengan toolkit untuk :
- mempertahankan perhatian mahasiswa Anda.
- memaksimalkan pembelajaran selama kelas Anda.
- memeriksa pemahaman mahasiswa.
- membuat ruang yang nyaman untuk diskusi.
- menerima umpan balik yang instan dari mahasiswa Anda.
- menambahkan beberapa keceriaan ke dalam kelas Anda.
Presentasi 2.0 di ruang kuliah atau kelas dapat digunakan dengan menjalankan latihan pemecahan masalah setiap 10-15 menit. Pertama, Anda dapat membiarkan setiap mahasiswa mengerjakannya secara individual dan mengirimkan jawabannya ke Anda. Kemudian, Anda mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi kali ini, Anda meminta mahasiswa untuk mengerjakan soal secara berpasangan. Melihat jawaban secara real-time dari mahasiswa memungkinkan Anda untuk melihat apakah mahasiswa memahami konten yang Anda sajikan.
Kasus Presentasi # 2 : Pelatihan
Menjadi seorang trainer dapat membuat Anda tidak pernah berhenti mencari ide untuk membuat pelatihan Anda maksimal bagi peserta Anda. Presentasi 2.0 dapat menawarkan Anda untuk :
- menjadikan pelatihan Anda lebih partisipatif.
- memaksimalkan nilai waktu yang dihabiskan bersama.
- mendorong orang untuk belajar di tangan mereka sendiri.
- menciptakan ruang bagi orang untuk mempraktekkan konsep yang diberikan.
Presentasi 2.0 dalam prakteknya dapat digunakan dalam training. Misalnya, selama lokakarya kepemimpinan yang berlangsung selama 1 hari, Anda dapat membagi kelompok menjadi berpasangan dan meminta semua orang untuk menulis 5 ide tertentu untuk setiap putaran. Topiknya dapat berkisar mulai dari permasalahan yang dihadapi oleh pemimpin sampai kepada solusi-solusi yang dapat dijalankannya. Anda dapat mengatur putaran setelah istirahat sepanjang hari, sehingga kelompok training memiliki insentif untuk kembali ke ruangan tepat waktu.
Kasus Presentasi # 3 : Rapat Perusahaan & Rapat Tim
Jika Anda seorang manajer atau pemimpin yang menjalankan pertemuan secara teratur, maka Anda perlu merenungkan suatu cara untuk memastikan pertemuan Anda menjadi efektif. Presentasi 2.0 dapat Anda gunakan dalam rapat perusahaan dan rapat tim untuk :
- meningkatkan efisiensi rapat.
- memastikan tim mendapatkan pesan yang tepat.
- berkomunikasi lebih transparan dengan tim.
- memberikan ruang yang nyaman bagi tim Anda untuk memberikan umpan balik.
- melibatkan kembali tim selama pertemuan yang panjang.
Presentasi 2.0 dalam rapat perusahaan atau tim dapat digunakan dengan melibatkan rekan satu tim dengan memicu diskusi. Sebagai contoh, Anda dapat meminta kolega Anda untuk berpasangan dan mendiskusikan hal-hal penting mengenai apa terjadi pada bulan yang lalu. Anda kemudian mendorong kolega Anda untuk menyorot hasilnya untuk melihat apa yang telah dipilih oleh peserta rapat. Anda dapat meminta beberapa orang di antara kolega Anda untuk membagikan alasan mengapa hal tersebut sangat berarti bagi mereka.
Kasus Presentasi # 4 : Konferensi
Anda mungkin hanya memiliki sedikit panggung bicara sepanjang tahun, tetapi mengapa tidak memanfaatkan peluang dan memberikan pidato yang akan diingat audiens Anda. Gunakan metode presentasi 2.0 untuk :
- membuat presentasi Anda menonjol.
- melibatkan audiens Anda.
- membuka percakapan dengan peserta Anda.
- membawa elemen menghibur ke dalam pembicaraan Anda.
Presentasi 2.0 dalam konferensi dapat menggunakan serangkaian jajak pendapat langsung untuk penyampaian laporan, misalnya, tentang “Ruang Rapat Masa Depan” agar lebih menarik. Anda dapat memberikan jajak pendapat setiap 10 menit untuk mendengar umpan balik dari audiens tentang temuan dan untuk melihat ke mana arah industri perhotelan ke depan.
Di tengah pemaparan, Anda dapat juga membuat diskusi meja bundar (round table discussion) tentang topik “Menurut Anda seperti apa ruang meeting dalam 5 tahun mendatang ?”, yang ditujukan untuk membuat orang terhubung dan berbagi ide.
Demikianlah, tentang apa itu presentasi 2.0 dan perlunya Anda mengubah cara Anda menyampaikan presentasi menjadi model presentasi 2.0.
Dengan begitu, Anda dapat membuat presentasi Anda menjadi semakin menarik. Dengan tool yang tepat dan keterampilan dalam fasilitasi, maka Anda dapat mulai memberikan presentasi yang disukai oleh audiens Anda.
Apabila Anda menilai tulisan ini bermanfaat dan Anda ingin mendapatkan tulisan atau konten lainnya tentang presentasi/komunikasi secara rutin, maka Anda dapat mengirimkan nama Anda dan pesan “ingin mendapatkan konten presentasi/komunikasi secara rutin” ke Erry Ricardo Nurzal dengan no WA : 0813-1836-1753.
Selain itu, mohon kiranya tulisan ini dapat disebarkan ke kontak WhatsApp (WA) Anda atau Grup WA yang Anda ikuti, agar semakin banyak orang yang mendapatkan manfaatnya.
Sharing knowledge for a better presentation/communication.
nice, like it
Terima kasih mbak Nining. Semoga bermanfaat.
Selamat malam
Sangat menarik untuk disimak meski sudah membaca kesekian kali.
Terimakasih atas ebook nya bapak, sangat bermanfaat.
Salam
Faqih
Terima kasih mas Faqih.