Apakah Anda pernah mengikuti sebuah presentasi dimana Anda merasa kebingungan dan berpikir, sampai dimana sekarang ini ya ?
Apa kaitan antara slide yang baru disampaikan oleh presenter dengan slide sebelumnya ?
Sampai di akhir presentasi Anda juga masih bertanya, “Apa yang sebetulnya ingin disampaikan oleh presenter ?”
Jika Anda mengalami hal tersebut, maka besar kemungkinan presentasi yang disusun oleh presenter tidak memiliki alur cerita presentasi yang baik.
Mengapa alur cerita presentasi atau cara pengorganisasian materi dari suatu presentasi itu sangat penting ?
Karena agar pesan presentasi bisa diterima dengan baik oleh audiens Anda. Untuk itu, maka pesan tersebut harus disajikan dengan runtut dan rasional.
Audiens harus mampu memahami runtutan cara berpikir Anda dan merasa bahwa apa yang Anda sampaikan adalah rasional.
Dan Roam dalam bukunya yang berjudul Show and Tell: How Everybody Can Make Extraordinary Presentations menjelaskan bahwa ada 4 jenis alur cerita (storyline) dalam presentasi.
Mari kita bahas satu per satu 4 jenis alur cerita presentasi tersebut.
Alur Cerita # 1 : Laporan
Laporan menjelaskan data. Dengan sebuah laporan, kita mengubah informasi audiens kita.
Sebuah laporan yang biasa-biasa menyampaikan data. Laporan adalah presentasi yang paling sering kita lakukan. Mereka yang paling sering gagal.
Mengapa ?
Karena kebanyakan laporan mengatakan kepada kita apa yang kita sudah tahu, kemudian menambah sesuatu yang kita tidak tahu. Mereka ditulis untuk menghilangkan suatu kejutan. Itu yang merupakan hal yang kurang mengesankan.
Sebuah laporan yang bagus menyampaikan data menjadi lebih hidup. Ketika kita menyampaikan sebuah laporan yang tepat, maka kita menyampaikan lebih dari sekedar fakta. Kita menyampaikan laporan dalam sebuah cara yang memberikan makna, membuat data mudah diingat, dan membuat audiens kita perhatian.
Laporan perlu menyajikan data untuk memberikan wawasan dan menjadi pengingat yang baik. Cara yang sangat mudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan 6 cara berpikir.
6 cara berpikir adalah suatu model yang mengatakan bahwa kita dapat memecah hampir semua ide, masalah atau cerita menjadi enam mode informasi yang berbeda namun saling melengkapi, yaitu : siapa dan apa yang kita bicarakan; dimana mereka berada; kapan itu terjadi; berapa banyak; bagaimana mereka berinteraksi; dan mengapa bisa seperti ini.
6 cara berpikir adalah sebuah alat. Pikiran kita bekerja melalui 6 mode tersebut sepanjang waktu. Mereka bertindak sebagai struktur yang mendasari yang kita gunakan untuk memahami, mengenal dan mengingat hampir semua yang kita pelajari.
Setiap laporan yang bagus adalah variasi dari 6 mode alur cerita, yaitu :
- Why are we here ? (Mengapa kita disini) ?
- Who and what are we going to be talking about ? (Siapa dan apa yang akan kita bicarakan) ?
- Where are they located ? Where are they going ? (Dimana mereka berlokasi ? Kemana mereka akan pergi) ?
- When do they interact ? (Kapan mereka berinteraksi ?)
- How does it occur ? (Bagaimana hal itu terjadi ?)
- How much ? (Berapa banyak jumlahnya ?)
Alur Cerita # 2 : Penjelasan
Kebanyakan presentasi diberikan pada sebuah konferensi atau dalam kelas dimaksudkan untuk mengubah kemampuan audiens untuk menjelaskan apa yang terjadi, memberikan wawasan baru atau menunjukkan sebuah cara baru untuk melakukan sesuatu.
Presentasi yang terkait dengan penjelasan dapat berupa pelatihan, menjelaskan sebuah paper, memperkenalkan sebuah proses, seminar perbaikan diri, atau penjualan.
Penjelasan membawa kita kepada sebuah tingkat pemahaman yang baru.
Penjelasan yang bagus membawa kita kepada tingkatan baru dalam 3 cara. Pertama, setiap langkah adalah kecil. Informasi baru datang dalam potongan demi potongan dan kita tidak melanjutkannya sampai kita memahaminya.
Kedua, setiap langkah membawa kita langsung ke langkah selanjutnya. Kita mulai di sini yang membawa kita ke sana, lalu kita menambahkan itu, yang kita akhiri dengan ini.
Ketiga, setiap langkah ditandai. Kita menyediakan peta seluruh rute terlebih dahulu, kita melihat pratinjau langkah-langkahnya, dan rambu-rambu saat kita melangkah. Ketika kita mencapai ujung, kita mempunyai kemampuan baru.
Penjelasan yang baik mengikuti alur cerita langkah demi langkah, yaitu :
- The Lay of the Land (Gambaran keadaan). Di mana kita sekarang, ke mana akan pergi dan apa yang ada antara disini dan disana.
- Our roadmap (Peta jalan kita). Ini adalah rute yang akan kita ambil untuk mencapai tujuan kita.
- Our first step (Langkah pertama kita). Setiap perjalanan mulai dengan sebuah langkah, dan ini adalah langkah pertama kita.
- Our next step (Langkah kita selanjutnya). Ini adalah langkah selanjutnya … dan selanjutnya, dan seterusnya.
- Almost there (Hampir sampai). Kita hampir tiba disana. Mari kita lihat kembali berapa jauh kita telah melangkah.
- We’ve arrived (Kita telah sampai). Kita berhasil. Kita seakarang mempunyai kemampuan baru.
Alur Cerita # 3 : Pitch
Pitch suatu presentasi yang menyampaikan masalah dan solusi, tetapi membutuhkan beberapa persuasi untuk meyakinkan audiens. Dengan pitch, kita mengubah tindakan audiens kita.
Pitch membuat kita melewati rintangan.
Contoh presentasi pitch adalah pitch penjualan, meminta uang, meminta bantuan atau meluncurkan sebuah produk.
Jika kita melakukan pitch yang benar, maka kita membuat sebuah pitch dengan membangun kesamaan dengan audiens kita, menyebutkan sebuah masalah yang kita semua ketahui dan kemudian memberikan sebuah solusi yang memperbaiki, menghilangkan atau melewati masalah.
Jika pitch kita meyakinkan, maka audiens kita membeli ide kita dan menerima tindakan yang kita sarankan.
Pitch mempunyai alur cerita seperti berikut ini, yaitu :
- Windup. Kita mulai dengan ringkasan cepat dimana kita sekarang ini.
- Hurdle. Kita memperkenalkan sebuah masalah yang kita hadapi.
- Vision. Kita menunjukkan cara untuk mengatasi masalah tersebut.
- Options. Kita menghadirkan dua cara untuk mencapai visi, yaitu cara yang membosankan dan cara yang menginspirasi.
- Close. Kita menunjukkan mengapa opsi yang menginspirasi benar-benar merupakan pilihan satu-satunya.
- Fine print. Dengan audiens yang bergairah, kita menjelaskan bagaimana kita dapat membuat hal itu dapat terjadi.
- Hook. Kita akhiri dengan penyampaian keuntungan tambahan.
Alur Cerita # 4 : Drama
Drama membawa kita pada sebuah perjalanan. Pertama, membuat kita menangis, kemudian membuat kita tertawa. Dengan sebuah drama, kita mengubah keyakinan audiens kita.
Drama menghancurkan hati kita, lalu memperbaikinya.
Sebagian besar presentasi yang diberikan sebagai ceramah konferensi, atau TED talk dimaksudkan untuk mengubah keyakinan audiens, yaitu : untuk membantu audiens melihat dunia secara berbeda, menjadi orang yang lebih baik, memiliki kasih sayang atau pengertian yang lebih besar.
Drama adalah petualangan dan pelajaran hidup yang semuanya digabung menjadi satu. Drama adalah nenek dari semua presentasi.
Meskipun masing-masing cerita berbeda, semuanya memiliki dua kesamaan. Pertama, mereka mengatakan yang sebenarnya. Dan kedua, mereka mengatakannya menurut satu struktur klasik.
Struktur klasik dari drama yang bagus mengikuti alur cerita berikut ini, yaitu :
- One fine day. Mungkin segala sesuatu tidak sempurna, tetapi kita melakukan sesuatu yang baik.
- The Challenge. Entah dari mana muncul masalah yang tidak bisa kita abaikan.
- Descending crisis. Saat kita bergumul dengan masalah ini, segalanya berubah dari buruk menjadi lebih buruk sampai kita mencapai titik terendah.
- Rock bottom. Kita berbaring di sana menunggu akhir. Semua harapan hilang.
- The Discovery. Tunggu sebentar, apa ini ? Kita tiba-tiba melihat jalan keluar.
- The Rise. Melalui kemampuan yang kita tidak pernah tahu kita miliki, kita berjuang untuk kembali ke permukaan,
- The Return. Kita tidak hanya membuatnya pulang, kita menerobos ke dalam dunia yang sama sekali baru.
- The Lesson. Kita mendapatkan hadiah baru yang tidak akan pernah kita lupakan.
Demikianlah, 4 jenis alur cerita presentasi yang perlu Anda ketahui untuk mempersiapkan presentasi Anda. Pertama, laporan. Kedua, penjelasan. Ketiga, pitch. Keempat, drama.
Satu pemikiran tentang alur cerita presentasi adalah alur cerita mana pun yang kita pilih, maka itu berfungsi sebagai tali penuntun dari pikiran kita ke pengalaman audiens kita. Sebagai presenter, adalah tugas kita untuk menjaga agar alur cerita presentasi kita tetap pada jalurnya. Oleh karena itu, gunakanlah salah satu dari 4 jenis alur cerita di atas untuk presentasi Anda selanjutnya.