Pernahkah Anda merasa bosan dan sulit menangkap pesan presentasi yang disampaikan oleh seorang presenter ?
Jika ya, bagaimana caranya agar pesan presentasi yang Anda sampaikan menjadi mudah dipahami dan menarik bagi audiens Anda ?
Jawabannya adalah Anda dapat menggunakan pendekatan storytelling.
Secara harfiah, storytelling terdiri dari dua kata, yaitu story yang berarti cerita dan telling yang artinya memberitahu atau menyampaikan. Jika diartikan secara sederhana, storytelling adalah cara menyampaikan pesan lewat sebuah cerita.
Fryer (2003) dalam artikelnya yang berjudul, “Storytelling That Moves People” di laman Harvard Business Review menjelaskan bahwa pada dasarnya, sebuah cerita mengungkapkan bagaimana dan mengapa kehidupan berubah.
Ini dimulai dengan situasi dimana hidup relatif seimbang. Anda datang bekerja hari demi hari, minggu demi minggu, dan semuanya baik-baik saja. Anda berharap hal itu akan terus berlangsung seperti itu.
Tetapi, kemudian ada suatu peristiwa—dalam penulisan skenario (screenwriting) yang disebut insiden yang menghasut (inciting incident)—yang membuat hidup menjadi tidak seimbang. Misalnya, Anda mendapat pekerjaan baru atau pelanggan besar Anda mengancam untuk pergi.
Cerita selanjutnya menggambarkan bagaimana upaya untuk memulihkan keseimbangan, yaitu : ekspektasi subjektif yang menabrak realitas objektif yang tidak kooperatif.
Seorang pencerita yang baik menggambarkan bagaimana rasanya menghadapi kekuatan yang berlawanan tersebut. Ia meminta protagonis untuk menggali lebih dalam, bekerja dengan sumber daya yang langka, membuat keputusan sulit, mengambil tindakan meskipun berisiko, dan akhirnya menemukan solusinya.
Protagonis merupakan orang atau karakter yang mempengaruhi alur suatu cerita. Protagonis sangat berperan dalam alur cerita yang sering digambarkan sebagai karakter yang menghadapi paling banyak konflik dan rintangan.
Semua pencerita yang hebat sejak—dari Yunani kuno hingga Shakespeare dan hingga saat ini—telah berurusan dengan konflik mendasar antara harapan subyektif dan kenyataan yang tidak menguntungkan tersebut.
Storytelling yang baik dapat menggambarkan perubahan itu dengan cara menarik. Sehingga, storytelling dapat membuat audiens merasa terhubung dengan cerita, pesan atau informasi yang disampaikan. Jika audiens tersentuh dengan setiap cerita yang Anda sampaikan, maka Anda telah melakukan storytelling yang baik.
Dalam presentasi, ada banyak isu yang bisa diangkat. Misalnya soal pertumbuhan penumpang pada industri penerbangan dan dampaknya pada perusahaan penerbangan.
Lalu, apakah isu ini bisa dijadikan storytelling ? Tentu bisa.
Peningkatan penumpang merupakan perubahan yang bisa diangkat menjadi storytelling yang menarik. Misalnya saja cerita tentang kekurangan pilot yang bekerja di perusahaan penerbangan.
Dari kejadian itu, Anda yang bekerja di perusahaan penerbangan bisa merajut cerita.
Misalnya, mulai dari forecasting industri penerbangan yang mengalami peningkatan jumlah penumpang sampai dua kali lipat pada tahun 2024. Pertumbuhan penumpang terutama dari Asia dengan Indonesia yang mengalami peningkatan tertinggi untuk penumpang pesawat terbang.
Tetapi, kekurangan pilot bisa membuat perusahaan penerbangan bisa mengalami masalah termasuk perusahaan penerbangan tempat Anda bekerja.
Telah terjadi perubahan, yakni peningkatan jumlah penumpang pesawat terbang. Jika bisa dikemas secara menarik dan berhasil membangkitkan awareness bos Anda tentang pentingnya mengatasi perubahan tersebut dan Anda punya solusinya, maka bos Anda akan lebih peduli dengan pesan yang Anda sampaikan.
Selain perubahan dalam hal jumlah penumpang pesawat terbang, masih banyak kejadian atau fenomena yang bisa dirangkai menjadi sebuah storytelling.
Kuncinya adalah adanya perubahan. Perubahan yang Anda sampaikan itu mesti ada keterikatan dengan audiens Anda, karena Anda melakukan presentasi adalah untuk melayani audiens Anda. Selain itu, Anda perlu juga menyampaikan konflik yang terjadi dalam perubahan tersebut dan solusi untuk mengatasi konflik tersebut.
Karena pesan presentasi yang Anda sampaikan mempunyai alur cerita dimana Anda menggambarkan perubahan yang terjadi, konflik yang dialami dan cara untuk mengatasinya, maka audiens akan Anda mudah memahaminya dan menarik perhatian mereka.
Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.
Iya betul sekali . Setuju. Trimakasih pak.
Sama2 Bu Risma.
Terima kasih sangat bermanfaat.
Sama2 Bu Mutiara.
Ilmu baru lagi.. terima kasih pak
Saya sependapat, terimakasih Pak Erry atas sharing ilmunya yang luar biasa
Sama2 Bu Een.
Sama2 Pak Briegel.
Sangat bermanfaat
Semoga dapat diterapkan ya Bu Erlina.
Menambah wawasan,terima kasih pak.
Sama2 Pak Temanta.
So knowledgable, thank you
You’re welcome Pak Sanju.
Mudah diaplikasikan
Semoga bermanfaat ya Bu Emmy.
Sangat menarik dan mudah dimengerti. Terima Kasih
Sama2 Pak Tesar.
Storytelling saat presentasi dibutuhkan, karena menambah khasanah materi yg akan di presentasikan dan sekaligus bisa menarik dan mudah audience atau pendengar menangkap konten presentasi….
Bu Indah terima kasih atas perspektifnya.
Sangat menarik dan mudah dipahami, terimakasih ilmu barunya
Sama2 Bu Rina.
Mudah di pahami dan sangat bermanfaat, terimakasih pak
Sama2 Bu Binaria.
Sangat bermanfaat😊🙏
Semoga dapat diterapkan ya Bu Amanda.