Presentasi dengan pendekatan storytelling sangat berguna bagi siapa saja yang mempresentasikan updates, laporan, atau menginginkan ide mereka memengaruhi keputusan.
Kurnoff dan Lazarus (2021) mengatakan bahwa ada sebuah framework yang sederhana yang dapat Anda gunakan untuk melakukan presentasi dengan pendekatan storytelling.
Salah satu komponen dari framework tersebut adalah komponen What.
Komponen What dari cerita Anda adalah sebuah ide besar. Ide besar adalah satu hal yang Anda ingin audiens Anda ingat, karena mereka tidak akan ingat semua hal. Ini adalah What dari cerita Anda.
Sekalipun Anda dalam banyak situasi presentasi mempunyai sedikit waktu, namun Anda benar-benar perlu sebuah ide besar.
Dan ini alasannya.
Ketika Anda secara sukses memperkenalkan ketidaknyamanan—ketika Anda telah membuat audiens Anda peduli—Andalah yang menyebabkan ketidaknyaman itu. Audiens Anda akan berpikir : “Wow, saya melihatnya. Itu merupakan sebuah masalah.” Hal itu terjadi ketika Anda telah melakukan hal itu dengan tepat.
Kemudian, audiens Anda mengharapkan mereka bisa keluar dari ketidaknyaman tersebut. Mereka memerlukan satu jembatan mental lebih lanjut untuk membantu mereka melewati konflik dan membantu mereka menerima resolusi Anda (komponen How).
Ide besar akan memuaskan keinginan tersebut. Dan hal itu akan terasa enak bagi audiens Anda. Karena itu, mereka akan mengingatnya.
Ada empat karakteristik kritikal dari ide besar.
Pertama, ide besar harus mengatasi konflik dalam cerita Anda.
Komponen Why dari cerita Anda yang terdiri dari setting, characters dan conflict adalah fondasi dari cerita Anda. Ingat bahwa dalam komponen tersebut ada konflik dimana hal itu akan membuat audiens Anda perlu peduli dengan cerita Anda. Jika Anda tidak dapat membuat audiens Anda peduli dengan konflik yang Anda sampaikan, maka mereka tidak akan peduli dengan resolusi (komponen How) yang Anda jelaskan.
Setelah Anda menetapkan komponen Why, maka Anda harus meyakinkan audiens Anda bahwa ada cara untuk mengatasi masalah ini. Hal itu adalah ide besar Anda.
Ide besar Anda dan konflik seperti yin/yang. Mereka milik bersama. Jika Anda tidak dapat menemukan ide besar Anda, maka bisa jadi karena cerita Anda tidak memiliki konflik yang jelas. Cari sinyal penting ini sejak awal dalam pengembangan cerita Anda.
Kedua, ide besar Anda harus memberikan wawasan.
Ide besar yang kuat diisi dengan sebuah janji. Ide besar tersebut merupakan petunjuk masa depan yang akan memberikan audiens Anda pratinjau yang menginspirasi tentang peluang yang lebih baru dan lebih baik.
Wawasan yang baik harus mengubah pemikiran audiens Anda dan mengubah pola pikir mereka ke tempat yang Anda inginkan.
Ketiga, ide besar Anda harus bersifat aksi.
Ide besar Anda juga merupakan sebuah wawasan Anda dapat ditindaklanjuti. Anda telah membawa audiens Anda dalam perjalanan melalui komponen Why (setting, characters, conflict). Setiap wawasan baru dibangun untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang situasi atau masalah saat ini. Dan ketika Anda cukup memberi tahu mereka untuk membawa mereka ke tepian, maka hal itu menimbulkan pertanyaan : apa selanjutnya ?
Ide besar merupakan sebuah titik balik dimana wawasan Anda menjadi sebuah panggilan untuk aksi.
Audiens Anda perlu mengetahui satu pernyataan sederhana apa yang mereka harus ketahui atau lakukan. Dan jika Anda melakukannya dengan benar, mereka akan tertarik untuk mempelajari detail rencana Anda (resolusi), yaitu komponen How.
Keempat, ide besar Anda harus benar-benar fokus kepada audiens Anda.
Hal ini merupakan hal yang penting. Audiens Anda hanya akan membeli sebuah ide besar yang fokus pada kebutuhan mereka.
Anda mesti menahan diri untuk membicarakan tentang diri Anda sendiri. Jangan pernah memasukkan nama perusahaan atau produk Anda dalam ide besar Anda. Ide besar adalah selalu tentang konsep yang lebih besar di belakangnya. Konsep besar yang pengambil keputusan peduli.
Pertanyaannya adalah bagaimana membangun ide besar ?
Ide besar terdiri dari dua bagian, yaitu APA dari cerita Anda + benefit (1, 2 atau 3 maksimum).
Ide besar Anda adalah pernyaatan yang ringkas, spesifik, dan komunikatif yang merangkum APA dari cerita Anda ditambah beberapa manfaat. Disarankan manfaat tersebut tidak lebih dari tiga.
Contoh ide besar adalah “struktur kompensasi baru akan membantu memulihkan margin kita”. Struktur kompensasi baru adalah APA dari cerita Anda. Sementara itu, memulihkan margin adalah manfaatnya.
Demikianlah, karakteristik dari ide besar dan cara membuatnya.
Ingat bahwa ide besar harus menginspirasi audiens Anda dan secara langsung mengatasi konflik dalam cerita yang Anda uraikan. Dan ide besar juga mempunyai tugas lainnya. Ide besar harus memberikan wawasan, bersifat aksi dan berfokus kepada audiens Anda.
Selain itu, dalam membuat ide besar, Anda perlu menjelaskan APA dari cerita Anda ditambah manfaatnya dengan tidak lebih dari tiga manfaat.
Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.
Menarik sekali. Trimakasih pak.
Bagus Pak
Menarik & bermanfaat
Semoga dapat diterapkan ya Bu Inge.
Semoga dapat diterapkan ya Bu Nuzulul.
Sama2 Bu Risma.
Sangat Menarik.
Semoga dapat diterapkan ya Bu Mutiara.
Sangat bermanfaat, terimakasih pak
Sama2 Bu Binaria.
Sangat membantu sekali dan mudah dipahami. Terima Kasih
Sama2 Pak Tesar.
terima kasih pak, sangat bermanfaat
Sama2 Pak Briegel.