Perhatian audiens Anda akan memudar seiring berjalannya waktu, kecuali Anda mengambil langkah-langkah khusus untuk membuat mereka tetap terlibat.
Michael dari Stanford University dalam tulisannya dengan judul Tips for College Educators: How to Hold Students’ Attention ? (2015) mengatakan bahwa menurut pandangan umum, rentang perhatian rata-rata dari seorang mahasiswa adalah antara 10 dan 15 menit. Periode ini bahkan lebih singkat untuk siswa yang lebih muda, sehingga guru mereka harus menggunakan cara yang berbeda untuk dapat membuat siswa kembali kepada apa yang diterangkan oleh gurunya.
Selain itu, Hartley dan Davies dalam Note Taking: A Critical Review Programmed Learning and Educational Technology” (1978) menjelaskan grafik yang menunjukkan perhatian mahasiswa selama kuliah 50 menit dimana dosen kehilangan pendengarnya seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.
Anda perhatikan bagaimana pada menit ke-40, perhatian mahasiswa tampak naik lagi, namun hanya sedikit. Hal ini diduga ketika dosen memulai kalimatnya dengan mengatakan “Singkatnya …”.
Akibatnya, para siswa menegakkan telinga mereka kembali dan fokus untuk mendapatkan inti dari kuliah. Inilah yang terjadi ketika dosen menemukan tombol perhatian mahasiswanya (audiens).
Meskipun rentang perhatian audiens terbatas, kita memiliki kemampuan untuk memfokuskan kembali perhatian mereka. Saat kita menekan Tombol Atur Ulang Perhatian, maka kita dapat mengajak audiens kita untuk kembali fokus pada apa yang kita presentasikan.
Jadi itulah yang perlu Anda lakukan ketika Anda kehilangan audiens Anda. Tekan Tombol Atur Ulang Perhatian audiens Anda.
Pertanyaannya adalah seberapa sering Anda harus menekan Tombol Atur Ulang Perhatian ?
John Medina mengatakan dalam bukunya Brain Rules bahwa “Saya memutuskan bahwa setiap kuliah yang saya berikan akan saya buat dalam dalam modul-modul tersendiri. Karena aturan 10 menit telah dikenal selama bertahun-tahun, maka saya memutuskan untuk modul yang saya buat hanya akan berlangsung 10 menit. ”
Dari apa yang dikatakan oleh John Medina itu, maka Anda dapat menekan Tombol Atur Ulang Perhatian untuk audiens Anda setiap 10 menit.
Namun, perlu diperhatikan bahwa rentang perhatian audiens Anda akan bervariasi sesuai dengan banyak faktor seperti : kehangatan ruangan, berapa lama tidur yang mereka alami pada malam sebelumnya, dan seberapa tertarik mereka pada topik tersebut.
Bersiaplah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan audiens Anda. Misalnya, di pagi hari Anda mungkin merencanakan interval 10 menit setiap Atur Ulang Perhatian untuk audiens Anda. Setelah makan siang yang berpotensi audiens Anda mudah mengantuk, maka Anda mungkin mengurangi intervalnya menjadi 5 menit.
Kemudian, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menjaga perhatian audiens Anda agar tetap terlibat selama presentasi yang Anda lakukan ?
Ada lima cara yang dapat Anda gunakan. Marilah kita bahas satu per satu caranya.
Cara # 1 : Ceritakan Sebuah Kisah
Audiens Anda akan mudah tertarik jika Anda menceritakan sebuah kisah yang tentu perlu relevan dengan isi presentasi Anda. Mereka langsung dapat terlibat dengan Anda dan mereka hanya membutuhkan sedikit usaha untuk tetap fokus. Bahkan anggota audiens yang tertidur pun akan gembira ketika Anda mengatakan, “Saya akan memberi tahu Anda saat ini apa yang terjadi pada saya.”
Cara # 2 : Jeda Untuk Tanya Jawab
Metode untuk menghidupkan presentasi Anda dengan tanya jawab (Questions & Answer) adalah cara yang hebat untuk menarik kembali audiens Anda. Sesi tanya jawab singkat selama presentasi Anda akan menarik karena:
- Ini perubahan dari hanya Anda yang berbicara kepada pemberian kesempatan bagi audiens Anda untuk berbicara.
- Anggota audiens dapat mengajukan pertanyaan kepada Anda tentang minat mereka.
- Ada unsur yang menghidupkan dalam sesi tanya jawab yang membuat audiens Anda terlibat.
Anda sebaiknya membangun sesi tanya jawab dalam presentasi Anda dari pada membiarkannya sampai akhir presentasi Anda.
Cara # 3 : Buat Transisi
Pada grafik di atas, perhatian siswa naik mendekati akhir, dan diduga karena dosen mengatakan “Singkatnya …”
Saya tidak menyarankan Anda untuk mengatakan “Singkatnya …” ketika Anda tidak berencana untuk meringkas, tetapi Anda dapat menggunakan pernyataan transisi sebagai sinyal kepada audiens Anda agar mereka harus fokus kembali.
Dalam setiap perpindahan point presentasi, Anda dapat menyampaikan ringkasan sementara pada audiens terlebih dahulu. Tujuan dari ringkasan sementara adalah mengingatkan audiens point-point presentasi Anda sebelumnya.
Dengan memberikan ringkasan sementara, maka Anda dapat membantu audiens untuk mengingat apa yang telah Anda sampaikan pada point presentasi sebelumnya. Selain itu, transisi ini juga akan membuat audiens Anda lebih mudah menentukan sampai dimana presentasi yang Anda sampaikan.
Misalnya, topik presentasi Anda adalah Penyakit Orang Sibuk. Anda sudah menyampaikan point 1 (selalu ingin terburu-buru) dan point 2 (mental persaingan dengan permusuhan) dan sekarang saatnya untuk masuk ke point 3 (terlalu serius bekerja kurang rasa humor), maka Anda dapat melakukan transisi sebagai berikut :
“Tadi, kita telah membahas dua penyakit orang sibuk. Yang pertama adalah selalu ingin terburu-buru, apa-apa ingin instan. Ingin kaya dengan cara terburu-buru, jadilah ia orang yang tidak jujur. Yang kedua adalah mental persaingan dengan permusuhan. Hobinya mengkritik, menjatuhkan orang lain, dan memanndang negatif orang lain. Setelah ini, kita akan membahas penyakit yang berikutnya yaitu terlalu serius bekerja kurang rasa humor.”
Pernyataan transisi yang Anda sampaikan itu akan memberikan mereka kesempatan untuk kembali ke presentasi Anda.
Cara # 4 : Minta Audiens Anda Bicara Secara Berpasangan
Mengizinkan audiens Anda untuk memproses ide-ide Anda dengan meminta mereka untuk berbicara dengan orang yang duduk di sebelah mereka adalah cara yang bagus untuk melibatkan kembali mereka. Misalnya, Anda dapat meminta mereka untuk berbagi dengan tetangga mereka : “Apa tiga hal yang telah mereka pelajari sejauh ini dalam presentasi Anda”.
Cara # 5 : Minta Audiens Anda Menulis
Meminta audiens Anda untuk berefleksi dengan menulis juga sangat berguna agar mereka dapat tetap terlibat dengan presentasi Anda. Misalnya, “Tuliskan tiga hal yang akan mereka lakukan secara berbeda sebagai hasil dari presentasi Anda”.
Itulah lima cara yang dapat Anda gunakan untuk membuat audiens Anda agar tidak kehilangan perhatian dalam presentasi Anda.
Anda jangan menggunakan cara yang sama dalam setiap interval 10 menitan setiap Anda mengatur ulang perhatian audiens Anda. Tetapi, Anda sebaiknya menggunakan kombinasi berbagai cara dalam setiap interval tersebut.
Misalnya, dalam tulisan awal saya di blog ini, jika Anda dalam menyusun pesan presentasi menggunakan Presenter Map, maka kombinasi Tombol Atur Ulang Perhatian untuk audiens Anda dapat berbentuk seperti gambar di bawah ini.
Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.
Wow, luar biasa..tulisan yang sangat menginspirasi. Terima kasih untuk terus berbagi. Karena ini sangat bermanfaat
Nice sharing, sangat bermanfaat…🙏
Semoga dapat diterapkan ya Bu Dona.
Sama2 Bu Een.
Trimakasih pak. Patut diaplikasikan sebagai seorang Dosen.
Terimakasih untuk tips serta penjelasan dan contoh yang sangat jelas. Sangat berguna untuk meningkatkan skill public speaking.
Berguna dan bermanfaat ,terimakasih.
Sama2 Pak Teger.
Sama2 Bu Calvina.
Sama2 Bu Risma.
Terima kasih pak,
Sama2 Pak Khairul.
sangat bermanfaat.. terima kasih pak
Sama2 Pak Briegel.
Menarik. Trimakasih pak
Sama2 Pak Hartono.
Sangat menarik , Terima kasih
Sama2 Bu Mutiara.
Sangat menarik dan mudah dipahami. Terima Kasih
Sama2 Pak Tesar.
Terimakasih informasinya👍
Sama2 Pak Kevin.
Informatif dan menarik untuk dibaca pak sebagai pegangan bagi kami pengajar, terima kasih banyak
Sama2 Pak Charles.
Sangat menarik informasinya.
Semoga dapat diterapkan ya Pak Paul.
Informasi yang sangat berguna
Terimakasih
Bagus dan kreatif.Trimakasih
Sama2 Pak Temanta.
Sama2 Pak Kevin.
BAGUS
Semoga dapat diterapkan ya Bu Liliana.
Boleh juga diimplementasikan. Sukses selalu
Aamiin YRA. Terima kasih Pak Bambang.
Terimakasih pak, sangat bermanfaat
Sama2 Bu Binaria.
Sangat bermanfaat sekali menambah wawasan…Terima Kasih
Sama2 Pak Tesar.
Terima kasih ilmunya pak
Sama2 Pak Briegel.
Terima kasih pak, sangat bermanfaat informasi yang diberikan
Sama2 Pak Khairul.