Terapkanlah Latihan Terfokus Untuk Menyiapkan Presentasi Online Anda Secara Meyakinkan

Sejak pandemi Covid-19 melanda kita, maka cara kita bekerja juga mengalami perubahan. Tidak terkecuali presentasi. Itulah mengapa berbagai aplikasi untuk online meeting masif digunakan dalam beberapa waktu belakangan ini.

Meskipun tampak lebih mudah, presentasi online tentu berbeda dengan presentasi tatap muka. Ada tantangan tersendiri ketika Anda harus menyampaikan materi presentasi secara online, karena audiens Anda dapat terdistraksi untuk melakukan pekerjaan lainnya

Sekalipun ada tantangan yang Anda hadapi, tentu Anda ingin tampil secara meyakinkan dalam melakukan presentasi online.

Untuk itu, Anda dapat menerapkan latihan yang terfokus.

Matt Abrahams yang merupakan seorang Professor yang mengajar di Sekolah Pascasarjana Bisnis Universitas Stanford dimana dia mengajar dua kelas yang sangat populer yang berhubungan dengan Komunikasi Strategis dan Presentasi Virtual yang Efektif menyebutkan bahwa latihan merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan presentasi yang efektif.

Namun, banyak presenter tidak berlatih dengan benar. Mereka hanya berlatih secara mental atau membolak-balik slide. Pendekatan pasif yang tidak benar-benar mensimulasikan kondisi presentasi.

Untuk berlatih secara efektif, Anda juga perlu berdiri dan menyampaikan presentasi Anda. Bahkan, jika Anda melakukan presentasi secara online, maka Anda perlu secara fisik berdiri untuk merasakan bagaimana Anda menyampaikan presentasi. Dari pada hanya memikirkan presentasi, berdiri dan mempraktekkan presentasi Anda dapat membantu Anda mengingatnya.

Secara khusus, mendengar suara Anda sendiri dan menggunakan gerakan yang relevan dan sesuai akan dapat meningkatkan daya ingat Anda di kemudian hari. Anda akan mengingat lebih banyak karena citra mental dan latihan fisik Anda menggunakan jaringan saraf yang tumpang tindih di otak Anda, meningkatkan apa yang dikenal sebagai konsolidasi memori atau proses dimana sebuah pikiran disatukan ke dalam memori jangka panjang Anda.

Salah satu teknik yang sangat berguna adalah latihan terfokus. Latihan ini dilakukan dengan melibatkan pengambilan satu aspek presentasi Anda secara bergantian. Misalnya, dimulai dari bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan ini Anda latih berulang kali hingga Anda menjadi sangat terbiasa dan nyaman dengannya.

Anda jangan menghafal presentasi Anda, karena menghafal presentasi bisa membuat Anda blank.

Selanjutnya, jika Anda sudah menyelesaikan latihan di bagian pendahuluan, maka Anda dapat beralih ke aspek lain dari presentasi Anda, seperti bagian isi dan penutup.

Latihan terfokus memungkinkan Anda untuk merasa tidak terlalu cemas, karena Anda tidak harus mengeluarkan upaya mental untuk memikirkan semua aspek dari presentasi Anda sekaligus.

Konteks dimana Anda berlatih perlu Anda perhatikan, karena hal tersebut akan membantu Anda mengingat dan akan meningkatkan kepercayaan diri Anda. Saran ini juga dapat digunakan untuk presentasi melalui online atau telekonferensi. Berlatihlah di dalam ruangan dengan teknologi yang akan Anda gunakan. Faktanya, berlatih dengan teknologi terlebih dahulu selalu merupakan ide yang bagus.

Demikianlah, Anda dapat menerapkan latihan terfokus untuk menyampaikan presentasi online secara meyakinkan.

Intinya, agar presentasi online Anda terlihat meyakinkan, maka Anda harus menyiapkan semuanya dengan baik. Dengan menerapkan latihan terfokus, maka hal tetrsebut akan meningkatkan  kesuksesan presentasi online Anda dan Anda dapat memiliki keyakinan yang tinggi.

Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.

 

 

 

 

 

 

Fokuslah Pada Audiens Anda Ketika Anda Melakukan Penyampaian Public Speaking

Ketika Anda melakukan public speaking, Anda bisa memberikan fokus yang tidak tepat. Misalnya, sebagai pembicara Anda begitu fokus pada catatan pembicaraan Anda, sehingga Anda tidak begitu memperhatikan audiens Anda. Hal itu memberikan fokus Anda pada tempat yang salah. Jika Anda melakukannya, maka Anda telah membuat audiens Anda tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan.

Untungnya, hal ini merupakan kesalahan yang mudah untuk dihindari, setelah Anda memahami apa yang terlibat.

Ketika Anda sebagai pembicara publik, maka ada tiga elemen yang terlibat, yaitu : konten, Anda, dan audiens Anda.

Agar Anda dapat berbicara di depan umum untuk hasil yang terbaik, maka Anda harus fokus pada masing-masing elemen tersebut. Tetapi, masalahnya adalah Anda tidak dapat fokus pada ketiganya secara merata setiap saat.

Ada tiga tahap berbicara di depan umum yang perlu Anda lakukan. Masing-masing tahap mempunyai fokus yang berbeda.

Keberhasilan berbicara di depan umumapakah Anda berbicara di atas panggung, dalam rapat, atau ketika memperkenalkan diri Anda kepada relasi baru – terdiri dari tiga tahap, yaitu :

  • Pertama, Anda menyiapkan konten Anda. Di sinilah Anda memutuskan pesan utama, memilih poin pendukung, topik, cerita, dan lain-lain. Dan menarik semuanya ke dalam alur yang mudah diikuti.
  • Kedua, Anda berlatih. Ya, Anda sedang mempraktikkan konten yang ingin Anda sampaikan, tetapi yang lebih penting, Anda berlatih bagaimana Anda ingin merasakannya saat Anda menyampaikannya seperti : santai, percaya diri, otentik, berwibawa, atau apa pun yang Anda ingin rasakan.
  • Ketiga, ketika Anda menyampaikan ide-ide Anda kepada audiens, maka Anda ingin berada pada momen dimana sebanyak mungkin dengan senang hati Anda membagikan pemikiran yang telah Anda kumpulkan untuk audiens Anda.

Dalam tahap penyampaian public speaking, fokuslah pada audiens Anda.

Ketika Anda berada di depan audiens Anda, maka waktu untuk berlatih selesai. Sekarang fokus Anda harus pada orang yang Anda ajak bicara, yaitu : audiens Anda.

Tentu saja, Anda harus memperhatikan konten Anda (apa yang Anda katakan) yang ada pada pikiran Anda dan Anda juga harus tetap memperhatikan bagaimana perasaan Anda, sehingga Anda dapat melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Tetapi, sebagian besar fokus Anda harus pada audiens Anda. Untuk mewujudkan hal ini, maka Anda perlu :

  • melakukan kontak mata dengan audiens Anda. Lihatlah kelompok orang yang berbeda dari audiens Anda. Berikan kontak mata kepada kelompok audiens di bagian kiri, tengah dan kanan Anda secara bergantian. Hal ini akan membuat Anda keluar dari diri Anda sendiri untuk berhubungan dengan audiens Anda.
  • mempertahankan sikap positif. Meskipun konten Anda sulit atau kontroversial, beri tahu audiens bahwa Anda senang menyampaikannya. Bahkan, jika konten Anda terlalu serius, cari momen untuk tersenyum. Biarkan audiens Anda tahu bahwa Anda bersama-sama mereka dalam hal ini.
  • menggunakan jeda dalam penyampaian Anda dan gunakan hal itu untuk mengamati reaksi audiens Anda. Banyak pembicara menghindari melihat audiens mereka, karena mereka takut dengan apa yang akan mereka lihat. Tetapi, dalam prosesnya mereka menipu diri mereka sendiri dari umpan balik yang positif yang mereka peroleh. Dengan memperhatikan audiens Anda, maka hal tersebut merupakan cara yang bagus untuk lebih terhubung dengan mereka dan mengatur hubungan umpan balik yang positif (public speaking relationship).

Demikianlah, fokus yang perlu Anda berikan dalam penyampaian public speaking.

Fokuslah pada audiens Anda pada tahap penyampaian public speaking.

Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.

 

 

Fokuslah Pada Diri Anda Ketika Anda Melakukan Praktik Public Speaking

Apakah Anda pernah memperhatikan pembicara yang begitu fokus pada catatannya, sehingga dia jarang memandang ke arah audiensnya ?

Ini adalah contoh dari pembicara yang menempatkan fokus pada tempat yang salah ketika mereka melakukan public speaking. Jika Anda sebagai pembicara melakukan hal tersebut, maka Anda telah membuat audiens Anda tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan.

Ketika seorang pembicara tidak terhubung kepada konten mereka, audiens mereka, dan diri mereka sendiri, maka hal tersebut bisa menyakitkan bagi semua orang yang terlibat.

Untungnya, ini adalah kesalahan yang mudah untuk dihindari, setelah Anda memahami apa yang terlibat.

Jika Anda melakukan public speaking, maka ada tiga elemen yang terkait, yaitu :

  1. Konten Anda
  2. Anda.
  3. Audiens Anda.

Agar Anda dapat berbicara di depan umum untuk hasil yang terbaik, maka Anda harus fokus pada masing-masing elemen ini. Tetapi, masalahnya adalah Anda tidak dapat fokus pada ketiganya secara merata setiap saat.

Pada setiap tahap proses berbicara di depan umum (public speaking), maka elemen yang berbeda harus berada di depan, tengah dan akhir.

Dan apa tahapannya ?

Keberhasilan berbicara di depan umumapakah Anda berbicara di atas panggung, di lapangan, atau ketika memperkenalkan diri Anda kepada relasi baru – terdiri dari tiga tahap, yaitu :

  • Pertama, Anda menyiapkan konten Anda. Di sinilah Anda memutuskan pesan utama, memilih poin pendukung, topik, cerita, dan lain-lain. Dan menarik semuanya ke dalam alur yang mudah diikuti.
  • Kedua, Anda berlatih. Ya, Anda sedang mempraktikkan konten yang ingin Anda sampaikan, tetapi yang lebih penting, Anda berlatih bagaimana Anda ingin merasakannya saat Anda menyampaikannya. Dengan kata lain, santai, percaya diri, otentik, berwibawa, atau apa pun yang Anda ingin rasakan.
  • Ketiga, ketika Anda mempresentasikan ide-ide Anda kepada audiens, maka Anda ingin berada di momen dimana sebanyak mungkin dengan senang hati Anda membagikan pemikiran yang telah Anda kumpulkan untuk audiens Anda.

Dalam tahap praktik public speaking, fokuslah pada diri Anda.

Setelah konten Anda selesai, maka selanjutnya untuk berfokus pada apa yang Anda rasakan ketika Anda menyampaikannya. Dengan kata lain, fokusnya pada diri Anda sendiri.

Tentu saja, Anda juga harus memikirkan apa yang Anda katakan. Dan Anda harus memikirkan orang-orang yang Anda ajak bicara, dan seberapa banyak mereka akan menikmati, menghargai, atau mendapat manfaat dari ide-ide Anda. Tetapi, tetap sebagian besar fokus Anda pada diri sendiri.

Untuk itu, maka Anda perlu praktik public speaking yang terfokus. Misalnya, Anda mempraktekan bagian pendahuluan dari pembicaraan Anda. Anda lakukan secara berulang-ulang hingga Anda menjadi terbiasa dan nyaman dengannya. Anda jangan menghafal presentasi Anda, karena menghafal pembicaraan dapat membuat Anda lupa.

Selanjutnya, Anda beralih ke aspek lain dari pembicaraan Anda, seperti bagian isi dan penutup. Latihan terfokus memungkinkan Anda untuk merasa tidak terlalu cemas, karena Anda tidak harus mengeluarkan upaya mental untuk memikirkan semua aspek tertentu dari pembicaraan Anda sekaligus.

Dalam melakukan praktik terfokus ini, ketika Anda menyampaikan pesan pembicaraan Anda, maka Anda perlu mengkaitkannya dengan intonasi suara dan artikulasi. Intonasi suara merupakan nada suara, irama bicara, atau alunan nada. Waspadalah, penggunaan intonasi suara yang cenderung monoton dapat membuat audience atau pendengar Anda merasa bosan.

Selain itu, berlatihlah artikulasi ketika melakukan praktik public speaking. Artikulasi adalah  penyebutan suatu kalimat berdasarkan suku kata dan konsonan yang benar atau kejelasan dalam pengucapan kata-kata. Umumnya, tanpa disadari kita suka berbicara terlalu cepat ketika berbicara di depan umum, sehingga kita menghilangkan beberapa huruf dalam kalimat dan pada akhirnya membuat audience atau pendengar merasa tidak jelas apa yang sebenarnya kita sampaikan.

Selain itu, ketika Anda melakukan praktik terfokus dalam public speaking, maka kaitkan pesan pembicaraan Anda dengan bahasa tubuh Anda. Misalnya, jika Anda ingin menjelaskan tiga hal dari pesan pembicaraan Anda, maka Anda dapat menunjukkan tiga jari Anda untuk menguatkan pesan pembicaraan Anda.

Demikianlah, fokus yang perlu Anda berikan dalam tahap praktik public speaking.

Fokuslah pada diri Anda pada tahap praktik public speaking.

Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.

 

 

Sinkronkan Antara Kata-Kata Dengan Bahasa Tubuh dan Intonasi Untuk Meyakinkan Audiens Presentasi Anda

Pesan presentasi yang testruktur, slide presentasi yang menarik tidak akan berarti apa-apa jika Anda tidak mampu membawakan presentasi dengan meyakinkan. Dalam banyak presentasi, sering kita temui presenters memliki pesan presentasi yang bagus, slide yang memesona, tetapi karena penyampaiannya tidak meyakinkan yang disampaikan tetap saja membosankan.

Perlu Anda ketahui bahwa Anda adalah aktor utama presentasi. Audiens hadir untuk melihat dan mendengarkan presentasi Anda. Mereka tidak peduli seberapa lama persiapan Anda. Mereka tidak mau tahu. Mereka tidak akan menilai persiapan Anda, tetapi mereka menilai penyampaian presentasi Anda.

Oleh karena itu, penyampaian presentasi juga merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan keberhasilan presentasi Anda, selain penyusunan pesan yang terstruktur dan pembuatan slide yang menarik.

Jika Anda tidak menguasainya, maka bisa terjadi pesan dan slide presentasi yang sudah Anda siapkan dengan serius akhirnya menjadi tidak bermanfaat, karena audiens Anda tidak benar-benar menangkap apa yang Anda sampaikan.

Akan tetapi, jika Anda dapat menyampaikan presentasi secara meyakinkan, maka audiens Anda akan mampu menyerap informasi dengan baik. Akibatnya, Anda akan mampu menarik perhatian mereka dan mereka benar-benar dapat terhubung dengan mereka.

Jika tahap penyusunan pesan presentasi merupakan bentuk komunikasi verbal, maka teknik penyampaian presentasi lebih banyak berkaitan dengan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal terdiri dari 2 komponen, yaitu bahasa tubuh dan intonasi suara.

Yang termasuk bahasa tubuh yang perlu Anda perhatikan adalah cara berdiri, pergerakan badan, kontak mata, ekspresi wajah, dan gesture. Sementara, yang termasuk dalam intonasi suara yang perlu Anda kuasai adalah : tinggi rendah suara, cepat lambat berbicara, dan keras lemah suara.

Dalam komunikasi, kata-kata pembicara hanyalah sebagian kecil dari usahanya. Tinggi rendah suara, cepat lambat berbicara, keras lemah kata yang diucapkan, dan jeda di antara kata-kata itu dapat mengungkapkan lebih dari apa yang dikomunikasikan dengan kata-kata saja. Selanjutnya, gerak tubuh, cara berdiri, kontak mata, ekspresi wajah, dan gesture biasanya menyampaikan berbagai sinyal halus. Elemen non verbal ini dapat memberikan indikasi kepada audiens sebuah petunjuk penting tentang pikiran dan perasaan pembicara yang dapat memperkuat atau bertentangan dengan  kata-katanya.

Nagesh Belludi (2008) menyebutkan bahwa jika kita berbicara tentang komunikasi non verbal, maka banyak orang mengutip sebuah riset yang dilakukan oleh Prof. Albert Mehrabian dari University of California, Los Angeles. Riset tersebut menjelaskan bahwa dalam komunikasi besarnya pengaruh dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

  • Bahasa tubuh 55 %
  • Intonasi suara 38 %
  • Kata-kata 7 %

Dengan memperhatikan informasi ini mungkin Anda berkomentar, “ternyata komunikasi non verbal (bahasa tubuh dan intonasi suara) memegang peranan besar yang kalau keduanya dijumlahkan mencapai 93 %. Jika saya melakukan presentasi asalkan bahasa tubuh dan intonasi suara sudah sesuai, maka kata-kata nggak penting-penting amat karena kata-kata hanya 7 %.

Komentar tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang kurang tepat memaknai hasil riset tersebut. Maksud dari hasil riset tersebut adalah jika terjadi ketidaksinkronan dalam berkomunikasi, maka yang dipercaya adalah faktor yang mempunyai persentase yang lebih besar.

Sebagai contoh, jika Anda mengatakan pada audiens, “Aku tidak punya masalah denganmu!” sambil Anda menghindari kontak mata, terlihat cemas, dan mempertahankan bahasa tubuh yang tertutup, maka audiens Anda tidak akan mempercayai Anda. Mereka lebih percaya pada apa yang mereka tangkap melalui bahasa tubuh Anda.

Demikian juga halnya, ketika Anda mengatakan pada audiens “saya merasa senang berada disini”, akan tetapi dalam menyampaikannya nada suara Anda terdengar datar dan tidak bersemangat, maka audiens juga tidak akan percaya. Mereka akan lebih percaya pada interpretasi dari intonasi suara Anda yang terkesan datar dan tidak semangat.

Karena begitu pentingnya aspek non verbal dalam penyampaian presentasi, maka satu aspek terpenting yang harus Anda ketahui dalam penyampaian pesan presentasi adalah membuat sinkronisasi antara kata-kata yang Anda sampaikan dengan bahasa tubuh dan intonasi suara Anda.

Sesuaikanlah bahasa tubuh Anda dengan kata-kata yang Anda sampaikan. Misalnya, tampilkanlah antusiasme dalam ekspresi wajah Anda ketika Anda menyampaikan pesan presentasi. Antusiasme itu menular. Artinya bahwa jika Anda tampil antusias, maka audiens pun juga akan tertular antusiasme Anda.

Contoh lainnya, jika Anda memperhatikan para presenter hebat, mereka memanfaatkan anggota tubuhnya untuk ikut berbicara. Steve Jobs dalam peluncuran produk iphone pada bulan Januari 2007 ketika menjelaskan bahwa iphod mempengaruhi seluruh industri musik, dia menggerakan tangannya dari kiri ke kanan untuk menekankan bahwa iphod mempengaruhi seluruh industri musik.

Begitu pula, hindarilah penyampaian pesan presentasi dengan nada yang monoton yang dapat membuat audiens mengantuk. Untuk itu, berikanlah variasi pada intonasi suara Anda. Ada saatnya Anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada pesan presentasi yang penting. Di sisi lain, adakalanya Anda perlu berbicara lebih cepat untuk menunjukkan semangat.

Selain itu, Anda perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras untuk menunjukkan pesan yang penting atau ketika suasana lebih tenang dibutuhkan, Anda dapat berbicara dengan volume sedikit lebih kecil.

Bahkan, Anda tidak harus berbicara setiap saat. Berikan jeda sesekali. Sedikit diam akan mengajak audiens Anda berpikir dan merenung. Dengan cara ini, maka Anda dapat menciptakan efek dramatik, namun sekaligus membuat pesan yang Anda sampaikan menjadi pesan yang kuat dan mudah diingat.

Demikianlah, hal terpenting yang perlu Anda kuasai untuk penyampaian pesan presentasi yang dapat meyakinkan audiens Anda, yaitu mensinkronkan antara kata-kata yang Anda sampaikan dengan bahasa tubuh dan intonasi suara Anda.

Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.

 

 

Satu Tip Bagi Anda Untuk Mengetahui Kebutuhan Audiens Pada Presentasi Online

Pembelajaran dari pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk melakukan pekerjaan termasuk presentasi dari tatap muka menjadi online.

Sama seperti presentasi tatap muka, maka dalam melakukan presentasi online, Anda perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh audiens Anda.

Banyak audiens merasa tidak tertarik pada topik presentasi yang Anda bawakan, karena mereka tidak melihat pentingnya topik tersebut. Mereka tidak merasakan bagaimana topik tersebut bisa membawa manfaat bagi diri mereka.

Berita baiknya, ada satu tip yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui kebutuhan audiens pada  presentasi online Anda.

Tip nya adalah mulailah dengan Why untuk mengetahui kebutuhan audiens Anda

Kebutuhan audiens merupakan faktor kunci yang perlu Anda pertimbangkan. Jika faktor ini terlewatkan, maka bisa-bisa tujuan Anda berpresentasi tidak tercapai.

Sebagai contoh, Anda hendak melakukan presentasi untuk mendapatkan pendanaan dari seorang investor. Jika dalam presentasi Anda menghabiskan seluruh waktu presentasi hanya untuk bercerita tentang berdirinya perusahaan dan struktur organisasi perusahaan Anda, maka apakah investor akan mau berinvestasi ?

Yakin, investor tersebut tidak mau berinvestasi.

Kenapa ?

Karena apa yang Anda sampaikan tidak cukup bagi investor untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, Anda mesti tahu apa yang diperlukan oleh investor untuk membuat keputusan. Misalnya, berapa penjualan ke depan, berapa biaya yang diperlukan, dan margin keuntungan yang akan diperoleh.

Cara yang paling tepat untuk mengetahui apa yang audiens butuhkan adalah dengan bertanya mengapa mereka mesti memberikan perhatian pada presentasi Anda—Why should your audience care about your presentation ?

Untuk itu, luangkanlah waktu untuk mempelajari tentang siapa yang akan menjadi audiens Anda.

Ketahui latar belakang profesi, kisaran umur, keinginan dan harapan mereka. Dengan kata lain, kenalilah audiens Anda.

David Pranata dalam bukunya Speak With Power menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui untuk mengenal audiens Anda.

Pertama, kenali profil demografi dan psikografis audiens Anda. Coba Anda luangkan waktu untuk mendapatkan informasi demografi mengenai audiens Anda seperti : jenis pekerjaan, rentang usia, background pendidikan, dan jenis kelamin. Dengan pengetahuan tersebut di tangan Anda, maka Anda akan bisa menyusun materi presentasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain informasi mengenai demografi, maka akan sangat membantu jika Anda bisa mendapatkan informasi psikografis dari audiens Anda seperti :

  • Apa masalah yang dihadapi oleh audiens Anda ?
  • Hal-hal apa saja yang selama ini menjadi kegelisahan dan kekawatiran mereka ?
  • Apa yang selama ini mereka inginkan ?

Jika Anda bisa merancang isi presentasi Anda sesuai dengan hal-hal di atas, maka tentunya Anda akan benar-benar bisa terhubung dengan audiens Anda. Mereka akan mengatakan bahwa Anda sebagai presenter benar-benar bisa mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka.

Kedua, ketahuilah tingkat pengetahuan audiens Anda pada topik yang Anda paparkan. Jangan sampai Anda memberikan presentasi tentang hal-hal yang audiens Anda sudah ketahui dengan jelas.

Anda dapat bertanya kepada klien atau panitia yang meminta Anda untuk memberikan presentasi mengenai materi-materi yang audiens Anda sudah pernah dapatkan.

Selain itu, juga Anda perlu menyesuaikan istilah-istilah yang Anda gunakan dalam presentasi Anda. Hindari istilah-istilah yang mereka tidak kenali. Gunakan bahasa-bahasa yang mereka mudah pahami.

Demikianlah, satu tip untuk mengetahui kebutuhan audiens pada presentasi online Anda.

Mulailah presentasi Anda dengan Why untuk mengetahui kebutuhan audiens Anda. Why should your audience care about your presentation ?

Untuk itu, luangkanlah waktu untuk mempelajari tentang siapa yang akan menjadi audiens Anda. Dengan kata lain, kenalilah audiens Anda.

Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.