Blog Analisis Kebijakan + Manajemen Inovasi + Pengembangan Diri + Presentasi
Search

Rahasia Membuat Policy Brief Yang Menggerakkan Pengambil Kebijakan

Pernahkah Anda merasa frustrasi melihat kebijakan yang tidak efektif atau bahkan merugikan masyarakat atau penerima manfaat kebijakan ? Bayangkan jika Anda memiliki kekuatan untuk mengubah kebijakan tersebut hanya dengan beberapa lembar kertas. Ya, itulah kekuatan policy brief!

Dokumen singkat namun powerful ini bisa menjadi game changer dalam dunia kebijakan publik. Mari kita pelajari rahasia membuat policy brief yang bisa menggerakkan para pengambil kebijakan!

Sistematika penulisan policy brief setidaknya memuat 7 komponen (LAN, 2017). Ketujuh komponen tersebut adalah judul, ringkasan esekutif, pendahuluan, deskripsi masalah, rekomendasi, referensi utama, dan apendiks (jika diperlukan).

Komponen pertama adalah judul. Ingatlah bahwa judul adalah kunci. Saat menulis policy brief, buatlah judul yang menarik! Maksudnya, judul yang menarik perhatian dan memancing rasa penasaran pembaca. Misalnya, dari pada menulis judul “Usulan Kebijakan Pengurangan Kecelakaan Lalu Lintas”, cobalah ganti dengan judul “Persimpangan Maut: Solusi Ampuh Akhiri Tragedi Tahunan di Jalan Raya”. Dijamin, para pejabat akan langsung penasaran!

Selanjutnya, komponen kedua adalah ringkasan eksekutif yang merupakan bagian krusial yang harus Anda perhatikan. Anggap saja ini sebagai trailer film blockbuster kebijakan Anda. Dalam beberapa kalimat, Anda harus bisa menjelaskan akar masalah, urgensinya, solusi cemerlang Anda, dan siapa yang harus bertindak. Misalnya, “Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di persimpangan X disebabkan oleh kurangnya rambu dan penerangan. Jika dibiarkan, korban jiwa akan terus berjatuhan. Pemasangan lampu lalu lintas dan penerangan jalan oleh Dinas Perhubungan dalam 3 bulan ke depan dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 70%.”

Lalu, komponen ketiga adalah pendahuluan. Untuk membuat bagian ini, jadilah seperti penulis novel thriller! Buat pembaca penasaran dan tidak bisa berhenti membaca. Pertanyaan yang bisa digunakan adalah: Topik (spesifik) apakah yang dibahas dalam policy brief  ini?; Mengapa substansi yang ada pada policy brief ini penting dan strategis?; Mengapa pembacanya harus segera mengambil langkah tindak lanjut yang disarankan dalam policy brief ini?

Contohnya, “Setiap malam, persimpangan Jalan X berubah menjadi arena Russian Roulette─permainan maut dengan pistol revolver di mana satu peluru dikeluarkan, silinder diputar, dan pelatuk ditarik, mengandalkan keberuntungan untuk menghindari kematian. Dalam 6 bulan terakhir, telah terjadi 15 kecelakaan di persimpangan ini, mengakibatkan 5 orang kehilangan nyawa dan 23 luka-luka. Siapa yang akan menjadi korban selanjutnya? Haruskah kita menunggu tragedi yang lebih besar terjadi sebelum Pemerintah Kota bertindak?”

Kemudian, komponen keempat merupakan deskripsi masalah. Permasalahan harus dapat dijelaskan secara spesifik dan terukur. Bila ternyata deskripsinya masih memunculkan pemahaman yang berbeda, maka deskripsi masalah tersebut masih kurang spesifik. Beberapa pertanyaan yang dapat dipakai untuk mengarahkannya adalah sebagai berikut: Apakah permasalahannya dan mengapa penting?; Dimana dan siapa yang terkait dengan permasalahan tersebut?; Mengapa permasalahan itu terjadi? Beri bukti-bukti dan contohnya; dan Apa efek dari permasalahan tersebut? Beri bukti dan contohnya.

Misalnya, “Dalam 6 bulan terakhir, telah terjadi 15 kecelakaan di persimpangan Jalan X, mengakibatkan 5 korban meninggal dan 23 luka-luka. Survei menunjukkan 80% pengguna jalan merasa tidak aman melintas di area tersebut setelah pukul 18.00. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pengaturan lalu lintas dan fasilitas penyeberangan yang memadai di persimpangan tersebut. Selain itu, kondisi penerangan jalan yang buruk menyebabkan pengguna jalan kesulitan melihat dengan jelas. Dampak dari permasalahan ini adalah timbulnya rasa takut dan ketidaknyamanan bagi warga sekitar, serta potensi kerugian ekonomi akibat kemacetan dan korban jiwa.”

Nah, komponen kelima adalah komponen yang paling seru, yaitu : rekomendasi! Sebelum memberikan rekomendasi kebijakan, sajikan beberapa alternatif kebijakan. Misalnya, untuk masalah persimpangan berbahaya tadi, alternatif kebijakannya bisa berupa: 1) Pemasangan lampu lalu lintas, 2) Penambahan rambu-rambu peringatan, 3) Penempatan polisi lalu lintas 24 jam, atau 4) Pembangunan jembatan penyeberangan. Dengan menggunakan metode attribute analysis (MAA),  Anda bisa menjelaskan mengapa alternatif yang Anda pilih adalah yang terbaik. Misalnya, “Pemasangan lampu lalu lintas dipilih karena efektif, efisien, dan memberikan dampak jangka panjang yang menguntungkan.”

Pada bagian rekomendasi tersebut, jelaskan langkah-langkah implementasinya. Dalam proses ini, kita harus mendetailkan setiap kegiatan yang perlu dilakukan, menentukan siapa yang bertanggung jawab, dan menetapkan kapan target pencapaian tersebut harus dicapai.

Contohnya, “Untuk mengatasi permasalahan kecelakaan di persimpangan Jalan X, maka langkah implementasi dari rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah Dinas Perhubungan perlu melakukan pemasangan lampu lalu lintas yang dilengkapi sensor deteksi penyeberang dalam waktu 1 bulan. Selanjutnya, Dinas Pekerjaan Umum harus melakukan perbaikan dan peningkatan fasilitas penerangan jalan di area tersebut dalam 2 bulan berikutnya. Satlantas Polres setempat perlu melakukan sosialisasi aturan lalu lintas baru kepada masyarakat selama proses pemasangan dan perbaikan berlangsung. Seluruh rangkaian kegiatan ini harus selesai dalam waktu 3 bulan agar dapat segera mengatasi permasalahan kecelakaan yang terjadi di persimpangan tersebut.”

Jangan lupa, rekomendasi kebijakan Anda harus terukur dan realistis. Tidak ada gunanya membuat rekomendasi kebijakan yang mustahil dilakukan, seperti “membangun terowongan bawah tanah” untuk mengatasi kemacetan di sebuah kota kecil. Pastikan solusi Anda sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.

Oh iya, satu lagi tips: gunakan bahasa yang mudah dipahami! Hindari jargon-jargon rumit yang bisa membuat pembaca pusing tujuh keliling.

Lalu, komponen keenam adalah referensi utama. Jangan lupa mencantumkan referensi utama untuk menunjukkan bahwa rekomendasi Anda didasarkan pada fakta yang valid. Dan terakhir, komponen ketujuh, jika diperlukan, sertakan apendiks yang berisi data pendukung atau analisis lebih lanjut. Ini bisa menjadi “amunisi” tambahan untuk memperkuat argumen Anda.

Nah, sekarang Anda sudah tahu rahasia membuat policy brief yang powerful! Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa menciptakan dokumen yang tidak hanya informatif, tapi juga menarik dan persuasif. Ingat, setiap kebijakan besar berawal dari ide-ide brilian yang dikomunikasikan dengan efektif.

Jadi, tunggu apa lagi? Saatnya Anda mengambil peran dalam mengubah kebijakan publik! Mulailah dengan mengidentifikasi masalah di sekitar Anda, lakukan riset, dan tuangkan ide-ide brilian Anda dalam format policy brief. Siapa tahu, policy brief Anda bisa menjadi cikal bakal perubahan besar di masyarakat. Yuk, jadilah agen perubahan dan buat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik, satu kebijakan pada satu waktu!

Kalau Anda merasa tulisan ini bermanfaat, jangan lupa tinggalkan komentar, ya! Dan jangan ragu untuk share ke teman-teman Anda agar mereka juga bisa belajar dari postingan ini. Terima kasih atas dukungan Anda untuk blog ini!

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top