Ketika pembicara memberikan presentasi di ruang konferensi atau berbicara di depan kelompok besar orang dari podium di atas panggung, kenyataannya sebagian besar pembicara tidak mencapai sasaran. Pembicara sering kali datang dengan perasaan seolah-olah mereka bergegas menyampaikan materi dan mereka tidak terhubung dengan audiens mereka.
Kunci untuk menyampaikan presentasi yang sukses adalah menunjukkan kepada audiens Anda bahwa Anda peduli pada mereka. Anda tentu tidak ingin pendengar melihat Anda sebagai tenaga penjualan yang hanya menawarkan produk. Namun, Anda ingin mereka melihat Anda sebagai pembicara yang memiliki minat yang terbaik.
Berita baiknya adalah Anda tidak perlu menjadi pembicara yang dapat membaca pikiran audiens Anda untuk membangun koneksi yang kuat dengan mereka.
Sebagai gantinya, ada tiga cara yang dapat Anda lakukan untuk membangun hubungan yang kokoh dengan audiens Anda.
Mari kita bahas satu per satu.
Cara # 1 : Menganalisis Audiens Anda
Sebelum dapat menyampaikan materi kepada audiens Anda, maka Anda harus mengetahui mereka. Anda harus mencari tahu apa yang dipedulikan oleh mereka dan mengapa mereka harus mendengarkan presentasi Anda. Cara terbaik untuk mengumpulkan informasi ini adalah dengan melakukan analisis audiens.
Untuk memulai proses ini, maka carilah informasi tentang orang-orang yang akan hadir. Apa yang mereka harapkan untuk dipelajari ? Bagaimana Anda dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka?
Setelah Anda memahami apa yang akan diperhatikan oleh pendengar Anda, maka Anda dapat menyesuaikan pesan Anda dengan kebutuhan spesifik mereka.
Ingatlah untuk melakukan analisis audiens secara menyeluruh, bahkan ketika Anda terdesak waktu. Informasi yang Anda kumpulkan akan membantu Anda untuk menentukan cara mendapatkan dan mempertahankan perhatian audiens Anda.
Cara # 2 : Merujuk Pada Kebutuhan Saat Sekarang Dari Audiens Anda
Cara lain untuk terhubung dengan audiens Anda adalah dengan menggunakan rujukan kebutuhan mereka saat sekarang. Meskipun mereka mungkin memikirkan masa lalu dan masa depan selama presentasi Anda, namun mereka akan menghabiskan sebagian besar “waktu berpikir” mereka untuk mencoba menghubungkan ide-ide Anda dengan kebutuhan dan tantangan mereka saat ini. Pikirkan tentang masalah yang saat ini dihadapi oleh audiens Anda dan temukan cara untuk mengatasi masalah tersebut selama presentasi Anda.
Katakanlah Anda diundang untuk memberikan nasihat kepada sekelompok mahasiswa senior perguruan tinggi yang sedang mempersiapkan ujian akhir semester. Apa yang dapat Anda katakan untuk membuat mereka mendengarkan Anda ?
Berikut ini satu kemungkinannya.
“Saya tahu Anda ingin menyelesaikan ujian akhir Anda, sehingga segera setelah itu Anda dapat bermain dengan teman-teman Anda. Saya menjadi seorang mahasiswa belum lama ini. Saya tahu bagaimana keadaannya. Tetapi, saya berharap kita dapat berbicara beberapa menit tentang satu pertanyaan sederhana : Apa yang harus Anda lakukan untuk ujian akhir Anda ? Hari ini, saya ingin menawarkan beberapa saran untuk membantu Anda tentang apa yang harus Anda pelajari untuk mendapatkan hasil yang bagus”.
Pendahuluan ini menarik karena menghubungkan topik presentasi Anda dengan perhatian utama siswa saat ini, yaitu : belajar untuk ujian akhir. Awalnya, para siswa mungkin tidak ingin memikirkannya, tetapi kemudian mereka akan mendengarkan begitu Anda menunjukkan bahwa Anda “tahu bagaimana itu” dan Anda bersedia membantu mereka.
Cara # 3 : Menyoroti Manfaat Dari Pesan Yang Anda Sampaikan
Cara terakhir adalah menyoroti manfaat untuk mendukung ide tertentu. Menurut Nick Morgan, penulis buku Before You Open Your Mouth: The Keys to Great Public Speaking, pembicara harus selalu memperhatikan kebutuhan audiens.
Waktu Anda mulai presentasi, audiens mulai dengan menanyakan “mengapa” —mengapa saya harus peduli, mengapa ini penting … Jika Anda berhasil menjawab pertanyaan mengapa, maka audiens kemudian akan bertanya “bagaimana” —bagaimana saya menerapkan ide ini, bagaimana saya menjadikan ini milik saya sendiri … Itulah tugas pembicara, yaitu membawa audiens dari “mengapa” ke “bagaimana.”
Katakanlah Anda berbicara kepada sekelompok kolega Anda tentang menjadi sukarelawan di tempat penampungan tunawisma setempat. Semua orang tahu bahwa membantu para tunawisma itu penting. Namun demikian, Anda dapat membuat pesan Anda beresonansi dengan kolega Anda jika Anda menekankan manfaat spesifik menjadi sukarelawan.
Anda bisa mengatakan:
“Saya mengundang Anda untuk bergabung dengan saya di tempat penampungan lokal untuk menyiapkan makan siang untuk beberapa tunawisma di komunitas kita. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk saling mengenal dan melakukan sesuatu untuk membuat kita lebih bermanfaat bagi sesama kita. Saya yakin kita akan lebih banyak tertawa ketika kita membuat makanan di dapur”.
Dalam contoh ini, Anda menyoroti manfaat berpartisipasi, dari pada sekedar menekankan bahwa menjadi relawan di tempat penampungan adalah “hal yang benar untuk dilakukan.” Siapa yang tidak ingin bersenang-senang saat melayani masyarakat ?
Pendengar Anda akan memberi perhatian jika Anda berbicara tentang mereka. Jadi, pastikan untuk memperhatikan manfaat bagi audiens di dalam pikiran Anda. Jika Anda mempertahankan pendekatan yang berpusat pada audiens, maka pendengar Anda akan menghargai Anda dengan penghargaan dan tepuk tangan.
Demikianlah, tiga cara yang dapat Anda lakukan dalam menciptakan hubungan yang kuat dengan audiens Anda. Pertama, menganalisis audiens Anda. Kedua, merujuk pada kebutuhan saat sekarang dari audiens Anda. Ketiga, menyoroti manfaat dari pesan yang Anda sampaikan.
Jika postingan ini bermanfaat bagi Anda, maka jangan lupa berikan komentar pada postingan ini demi kelangsungan pengembangan blog ini. Selain itu, bagikan postingan ini ke kolega Anda agar kolega Anda dapat juga belajar dari postingan ini. Terima kasih atas bantuan yang telah Anda lakukan untuk menyebarkan postingan ini.
Yess…trimakasih, menarik sekali.
Sama2 Bu Risma.
Bagus pak, trimakasih
Sama2 Pak Temanta.
Ilmu baru…trimakasih pak. Semangat
Sama2 Pak Teger.
sangat menarik, terimakasih pak
Sama2 Pak Khairul.
Sangat bermanfaat
Semoga dapat diterapkan ya Bu Mutiara.
Terima kasih ilmunya pak
Sama2 Pak Briegel.
Terimakasih pak, atas ilmunya
Sama2 Bu Binaria.
Terimakasih pak, atas ilmunya
Sama2 Bu Jenny.