Pernah nggak sih, Anda merasa kesal karena jalanan macet parah setiap hari? Atau mungkin frustrasi karena susahnya dapat layanan kesehatan yang terjangkau? Nah, tanpa sadar, Anda sebenarnya sudah berhadapan dengan masalah kebijakan publik! Tapi jangan khawatir, masalah publik itu sebenarnya bisa kita pahami dengan mudah. Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Jadi, apa sih sebenarnya masalah kebijakan publik itu? Simpelnya, kata Linquiti (2023) masalah kebijakan publik itu adalah gap antara kondisi yang ada sekarang (kondisi as-is) dengan kondisi yang kita inginkan di masa depan (kondisi to-be) yang dialami oleh publik. Misalnya, kondisi as-is: jalanan macet parah. Kondisi to-be: jalanan lancar tanpa kemacetan. Nah, gap di antaranya itulah yang disebut masalah kebijakan publik.
Tapi tunggu dulu! Masalah kebijakan publik nggak selalu tentang hal-hal yang buruk, lho. Kadang-kadang, kondisi sekarang sudah cukup baik, tapi kita melihat ada peluang untuk membuatnya jadi lebih baik lagi. Contohnya, mungkin layanan transportasi umum di kota Anda sudah lumayan, tapi masih bisa ditingkatkan lagi kenyamanan dan kecepatannya. Itu juga bisa jadi masalah kebijakan publik yang perlu diperhatikan.
Yang dimaksud dengan “publik” dalam masalah publik di sini bukan cuma soal orang banyak lho, tapi lebih ke arah kepentingan bersama. Jadi, kalau ada masalah yang dampaknya dirasain bareng-bareng sama masyarakat luas, itu bisa disebut masalah publik. Contohnya, polusi udara di kota besar. Semua orang yang tinggal di kota itu pasti kena imbasnya, kan? Nah, itu baru namanya masalah publik!
Terus, gimana sih cara kita tahu kalau sesuatu itu masalah kebijakan publik? Nah, ada beberapa cara nih. Pertama, kita bisa lihat dari berita-berita yang ada. Misalnya, kalau tiap hari koran lokal memberitakan tentang banjir yang selalu terjadi saat musim hujan, itu bisa jadi tanda ada masalah kebijakan publik tentang penanganan banjir.
Kedua, kita juga bisa melakukan pengamatan langsung. Coba deh perhatikan lingkungan sekitar Anda. Mungkin Anda notice banyak sampah berserakan di taman kota. Nah, itu juga bisa jadi indikasi adanya masalah kebijakan publik terkait pengelolaan sampah.
Cara ketiga, kita bisa ngobrol langsung sama orang-orang di sekitar kita. Bisa lewat diskusi kelompok atau wawancara. Misalnya, Anda ngobrol santai sama tetangga-tetangga di RT, terus banyak yang ngeluh soal susahnya dapat air bersih. Boom! Itu juga bisa jadi masalah kebijakan publik yang perlu diperhatikan.
Cara keempat, kita bisa melakukan survei. Misalnya, Anda bikin google form sederhana terus disebar ke teman-teman sekampung. Tanya aja apa sih masalah yang paling mengganggu mereka sehari-hari. Siapa tahu hasilnya mengejutkan dan membuka mata kita tentang masalah yang selama ini tidak kita sadari.
Nah, setelah kita menemukan masalahnya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab dan dampaknya. Ini penting banget lho, supaya kita nggak cuma tau masalahnya apa, tapi juga akar permasalahan dan akibatnya. Misalnya nih, masalahnya adalah banyak anak putus sekolah di daerah Anda.
Kita bisa pakai tools yang namanya “problem tree diagram” buat ngelihat faktor-faktor yang mempengaruhi masalah ini dan dampaknya.
Bayangkan aja pohon ya. Batangnya itu masalah utamanya: banyak anak putus sekolah. Akarnya itu penyebabnya, misalnya: biaya sekolah mahal, lokasi sekolah jauh, atau orang tua kurang paham pentingnya pendidikan. Nah, daunnya itu dampaknya, contohnya: tingkat pengangguran meningkat, kemiskinan bertambah, atau tingkat kriminalitas naik.
Oh iya, ada satu hal lagi nih yang perlu kita inget. Masalah kebijakan publik itu bisa berubah-ubah lho tergantung siapa yang memperhatikan. Kingdon (2014), seorang ahli kebijakan publik, bilang bahwa orang di dalam dan sekitar pemerintah itu punya banyak banget daftar masalah yang bisa diperhatikan. Tapi ya nggak mungkin semua diurus sekaligus kan? Jadinya, mereka milih-milih gitu mana yang mau diperhatikan dulu.
Nah, ada beberapa hal yang bisa bikin suatu masalah jadi perhatian mereka nih. Pertama, indikator-indikator tertentu. Misalnya, angka pengangguran yang terus naik dari tahun ke tahun, atau tingkat polusi udara yang sudah melebihi ambang batas aman. Contoh lainnya, data tentang jumlah kecelakaan lalu lintas yang meningkat drastis bisa jadi sinyal bahwa ada masalah dengan keamanan jalan raya kita.
Kedua, bisa juga karena ada kejadian yang terfokus, kayak krisis atau bencana. Coba bayangin nih, tiba-tiba ada gempa bumi besar. Otomatis kan perhatian pemerintah langsung beralih ke penanganan bencana dan mitigasi risikonya. Atau misalnya, pandemi COVID-19 yang bikin pemerintah harus cepet-cepet fokus ke masalah kesehatan dan ekonomi.
Ketiga, kadang ada simbol yang kuat yang bisa narik perhatian. Contohnya, foto seorang anak kecil yang kelaparan bisa jadi simbol kuat yang bikin orang sadar akan masalah kelaparan dan kemiskinan. Atau mungkin video viral tentang sampah plastik di laut bisa jadi simbol yang bikin orang sadar akan masalah pencemaran laut.
Keempat, pengalaman pribadi pembuat kebijakan juga bisa pengaruh lho. Misalnya nih, seorang pejabat yang pernah alami macet parah pas mau ke kantor, bisa jadi dia bakal lebih perhatian sama masalah transportasi publik.
Terakhir, hasil evaluasi dari kebijakan yang udah ada juga bisa jadi pemicu perhatian. Misalnya, setelah evaluasi program bantuan sosial, ternyata ketahuan banyak yang salah sasaran. Nah, ini bisa jadi masalah baru yang perlu diperhatiin dan diperbaiki.
Jadi, intinya, masalah kebijakan publik itu bisa muncul dari mana aja dan kapan aja. Makanya, kita sebagai warga negara juga perlu jeli dan peka sama apa yang terjadi di sekitar kita.
Nah, sekarang giliran Anda nih! Coba deh perhatiin lingkungan sekitar Anda. Kira-kira masalah kebijakan publik apa yang Anda temuin? Terus diskusiin deh sama temen-temen atau keluarga. Siapa tau ide-ide Anda bisa jadi solusi yang oke buat masalah di lingkungan Anda. Ingat, perubahan itu dimulai dari hal kecil. Jadi, yuk mulai peduli dan ambil peran dalam menemukenali masalah kebijakan publik di sekitar kita!
Dengan memahami cara menemukenali masalah kebijakan publik, kita bisa jadi warga negara yang lebih aktif dan berperan dalam membangun lingkungan yang lebih baik. Siapa tahu, ide-ide kita bisa jadi inspirasi buat pembuat kebijakan. Atau bahkan, kita sendiri yang nantinya jadi pembuat kebijakan yang peka terhadap masalah di sekitar kita.
Akhir kata, inget ya sobat kebijakan, masalah kebijakan publik itu bukan sesuatu yang jauh dan nggak bisa kita sentuh. Justru, itu ada di sekitar kita dan kita punya peran penting dalam menemukenali dan bahkan menyelesaikannya. Jadi, mulai sekarang, ayo kita jadi warga negara yang lebih peka dan aktif. Karena perubahan itu dimulai dari kita!
Kalau Anda merasa tulisan ini bermanfaat, jangan lupa tinggalkan komentar, ya! Dan jangan ragu untuk share ke teman-teman Anda agar mereka juga bisa belajar dari postingan ini. Terima kasih atas dukungan Anda untuk blog ini!
Gaya penulisan yang mudah dipahami, seolah olah sedang ngobrol dengan narasumber, tdk bikin ngantuk 😄….ditunggu informasi lainnya🙏
Baik. Terima kasih Pak Dayu.
Mantappp….tulisannya very helpfull
Terima kasih Pak Lukman.
Luar biasa Pak Erry, uraiannya sangat jelas dengan bahasa populer yang mudah dicerna. Tulisan ini perlu dishare kepada JFAK khususnya calon JFAK sehingga mereka mendapat pemahaman yang lebih konkrit terkait kebijakan publik. Tulisan ini dapat memotivasi JFAK untuk menulis dgn analisisnya karena ternyata issue kebijakan publik sangat mudah ditemukan karena ada di sekitar kita…..bravo, sukses selalu Pak Erry, best regards – Zaki, AKU Kemenperin.
Baik Pak Zaki. Semoga sukses selalu juga untuk Pak Zaki. Terima kasih.
Baca tulisan ini seperti sedang mendengar penulisnya bercerita, terima kasih tulisannya pak.. izin share di WAG JFAK di daerah kami.
Sama2 Pak Hazirwan. Terima kasih Pak Hazirwan telah membantu men-share tulisan ini ke WAG JFAK.
Selamat malam Pak Erry, terima kasih untuk pencerahannya.
Namun ada yang ingin saya tanyakan terkait definisi masalah kebijakan publik pak, yaitu “masalah kebijakan adalah gap antara kenyataan yang ada sekarang dengan kondisi yang kita inginkan di masa depan yang dialami oleh publik.”
Kenapa gap nya antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan dimasa depan pak? bukan gap antara kondisi sekarang dengan tujuan kebijakan itu sendiri?
sbg contoh:
Kebijakan Bebas Visa Kunjungan yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia dan peningkatan devisa.
Dari sisi tujuan kebijakan sudah tercapai peningkatan kunjungan wisatawan tapi disisi lain timbul permasalahan baru seperti gangguan keamanan dalam negeri, gangguan ketertiban, hingga persoalan tenaga kerja.
apakah permasalahan baru itu bisa didefinisikan sebagai gap? atau dikatakan gap jika tujuan kebijakan tidak terpenuhi?
Selamat siang Bu Citra. Terima kasih atas pertanyaannya yang sangat baik. Mari kita bahas bersama.
Definisi masalah kebijakan publik yang menyebutkan bahwa “masalah kebijakan” adalah gap antara kondisi yang ada sekarang dengan kondisi yang kita inginkan di masa depan yang dialami oleh publik” sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan bahwa ada perbedaan antara situasi saat ini dan situasi ideal yang kita harapkan.
Mengapa gap ini didefinisikan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan di masa depan ? Karena masalah kebijakan publik seringkali dimulai dari pengamatan bahwa ada sesuatu yang kurang baik atau tidak sesuai yang perlu diperbaiki, dan kita ingin mencapai suatu kondisi yang lebih baik atau optimal.
Sekarang, mengenai contoh kebijakan Bebas Visa Kunjungan yang Bu Citra sebutkan. Jika kita melihat peningkatan jumlah wisatawan sebagai tujuan yang telah tercapai, tetapi muncul masalah-masalah baru seperti gangguan keamanan dan ketertiban, ini memang menunjukkan bahwa meski tujuan yang pertama tercapai, tetapi muncul “gap” baru yang perlu diatasi. Dalam konteks ini, kita dapat katakan bahwa masalah baru tersebut adalah bagian dari pengaruh atau dampak yang tidak diinginkan dari kebijakan yang telah diterapkan yang dikenal dengan istilah unintended consequences (Linquiti (2023)).
Jadi, masalah baru yang muncul akibat dari kebijakan yang telah dilaksanakan juga bisa dikatakan sebagai gap. Gap ini menunjukkan bahwa meskipun ada tujuan tertentu yang telah tercapai, masih ada permasalahan lain yang muncul yang perlu dicari solusinya.
Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa kebijakan harus dipantau secara terus-menerus untuk mengevaluasi dampak dan mencari langkah-langkah untuk mengatasi masalah-masalah baru yang terjadi.
Semoga penjelasan ini membantu ya Bu Citra. Terima kasih.