Bayangkan dunia di mana setiap kebijakan yang memengaruhi kehidupan kita sehari-hari didasari oleh bukti yang kuat dan relevan. Terkait dengan hal itu, faktor krusial dalam pembuatan kebijakan berbasis bukti adalah bagaimana kita mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menerapkan bukti tersebut secara efektif.
Marston dan Watts (2003) menyebutkan bahwa The UK Cabinet Office menggambarkan bukti kebijakan sebagai pengetahuan ahli; penelitian yang dipublikasikan; penelitian yang ada; konsultasi dengan pemangku kepentingan; evaluasi kebijakan sebelumnya; internet; hasil dari konsultasi; perhitungan opsi kebijakan; dan output dari pemodelan ekonomi dan statistik. Keragaman ini menyoroti betapa pentingnya mengakses berbagai jenis bukti untuk membangun kebijakan yang komprehensif.
Salah satu bukti kebijakan yang sangat penting adalah bersumber dari penelitian yang dipublikasikan (literatur ilmiah). Ada dua cara untuk mendapatkan bukti kebijakan dari literatur ilmiah dengan memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang ada.
Cara pertama adalah dengan menggunakan Scopus, sumber daya database literatur ilmiah terkemuka yang menjadi andalan para peneliti, analis, dan pembuat kebijakan. Melalui metodologi scoping review (Grant dan Booth, 2009), pengguna dapat merancang framework inklusi seperti Population, Concept, dan Context (Pollock dkk, 2023) untuk memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan memang relevan dengan kebijakan yang sedang dirumuskan. Misalnya, dalam area kebijakan kesehatan, kita bisa menentukan populasi tertentu seperti pasien diabetes, konsep perawatan terbaru yang melibatkan teknologi wearable, dan konteks geografis atau demografis yang relevan di negara berkembang.
Untuk mendapatkan hasil pencarian yang tepat, maka penggunaan bolean operator sangatlah penting. Kombinasi kata kunci dengan operator logis seperti ‘AND’, ‘OR’, dan ‘NOT’ membantu mempersempit atau memperluas hasil pencarian di Scopus sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, untuk sebuah kajian tentang perubahan iklim, menggunakan “climate change AND policy OR legislation” dapat memberikan hasil yang lebih terfokus. Teknologi artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT dapat memberikan panduan dan menyederhanakan penggunaan bolean operator ini, serta merangkum hasil pencarian untuk menghemat waktu dan tenaga.
Setelah memperoleh data dari Scopus, tahap berikutnya melibatkan penggunaan NotebookLM, yang juga merupakan teknologi AI, untuk menyelami data lebih dalam. NotebookLM membantu mengekstrak makna dan relevansi dari data literatur yang telah di-filter untuk memastikan bahwa bukti yang digunakan dalam analisis kebijakan benar-benar solid dan dapat dipertanggungjawabkan. Contohnya, ketika menganalisis kebijakan transportasi berkelanjutan, NotebookLM dapat membantu merangkum dan mensintesiskan temuan dari berbagai literatur ilmiah tentang pengaruh kendaraan listrik terhadap pengurangan emisi karbon.
Selain itu, cara kedua adalah dengan menggunakan teknologi Scopus AI yang menjadikan pencarian literatur lebih terkurasi dan efisien. Dengan kemampuan untuk secara otomatis merekomendasikan literatur ilmiah yang sesuai dengan topik yang dicari, maka teknologi Scopus AI memungkinkan pengguna untuk memperoleh artikel-artikel terkait dalam sekejap. Misalnya, ini sangat bermanfaat ketika merumuskan kebijakan tentang topik-topik modern seperti kota pintar, di mana Scopus AI dapat langsung menyertakan artikel-artikel terkait inovasi terbaru dalam pengembangan infrastruktur digital, studi kasus kesuksesan dari negara lain, serta tantangan implementasi di lingkungan urban.
Meskipun teknologi AI menawarkan efisiensi dan akses yang cepat terhadap data, maka tanggung jawab untuk memverifikasi dan memeriksa bukti benar-benar tertuang di dalam literatur ilmiah yang dikumpulkan tetap berada di tangan peneliti, analis, dan pengambil kebijakan. Oleh karena itu, penting untuk menelusuri dan memastikan bahwa bukti di dalam artikel yang diperoleh adalah tepat dalam mendukung kebijakan yang akan dirumuskan, sehingga setiap bukti yang digunakan telah melalui proses validasi yang ketat.
Di dunia di mana kebijakan publik harus adaptif dan responsif terhadap dinamika global, maka mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti database Scopus dan teknologi AI bisa menjadi langkah yang penting. Pendekatan ini menawarkan nilai unik dalam mengumpulkan dan menganalisis bukti yang beragam untuk membangun kebijakan yang kuat dan berbasis fakta.
Dengan potensi sumber daya dan teknologi ini, mari kita jalankan langkah pendekatan ini menuju kebijakan berbasis bukti yang tidak hanya efektif tetapi juga transformatif. Langkah yang kita ambil dengan menerapkan pendekatan inovatif ini diharapkan dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih baik dalam pembuatan kebijakan.
Jika Anda merasa tulisan ini bermanfaat, maka jangan ragu untuk memberikan komentar dan membagikannya kepada teman-teman Anda agar mereka juga bisa mendapatkan manfaat dari postingan ini. Terima kasih atas dukungan Anda terhadap blog ini!
Tks Pak Erry. Scopus AI sy baru dengar nih. Semoga sukses. Amin YRA
Sama2 Pak Tri.