Dalam dunia analisis kebijakan, seni mengumpulkan evidence menjadi faktor kunci keberhasilan dalam membuat keputusan yang tepat dan berdampak. Proses ini bukan sekadar aktivitas mengumpulkan data, melainkan membutuhkan strategi yang matang dan pemahaman mendalam tentang isu yang dihadapi.
Bardach dan Patashnik (2024) menjelaskan tujuh hal penting untuk pengumpulan evidence dalam melakukan analisis kebijakan. Pertama, berpikir sebelum bertindak, dan memahami dengan jelas apa yang Anda butuhkan sebelum pengumpulan data. Sebagai contoh, jika Anda menganalisis sistem transportasi publik, identifikasi apakah Anda memerlukan data tentang kepadatan penumpang pada jam sibuk atau persepsi pengguna tentang kenyamanan, sebelum Anda terjebak dalam pengumpulan data yang tidak diperlukan.
Berpikir dan mengumpulkan data adalah dua aktivitas yang saling melengkapi. Kesalahan umum yang sering dibuat, baik oleh analisis kebijakan pemula maupun yang berpengalaman, adalah menghabiskan waktu untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikembangkan menjadi evidence yang relevan. Kesibukan mengumpulkan data memang terlihat dan terasa produktif, tetapi sering kali berpikir lebih keras justru lebih menantang. Pada kenyataannya, orang cenderung terbuai melihat aktivitas yang nampak sibuk, merasa yakin bahwa dana dan usaha mereka tidak sia-sia.
Selain itu, menghargai nilai evidence sangat penting, karena menghasilkan evidence yang tidak murah. Misalnya, ketika mengevaluasi program kesehatan masyarakat, hitunglah apakah biaya melakukan survei ekstensif sebanding dengan manfaatnya, atau jika wawancara mendalam dengan sampel yang lebih kecil dapat menghasilkan wawasan yang sama bergunanya dengan biaya yang lebih rendah.
Tanyakan kepada diri sendiri apakah nilai potensial dari evidence tersebut sebanding dengan biayanya. Untuk itu, pertimbangkan tiga faktor utama, yaitu : kemungkinan evidence tersebut mengarahkan pada keputusan yang lebih baik, kemungkinan outcome kebijakan menjadi lebih baik dibandingkan dengan outcome kebijakan yang dihasilkan oleh keputusan awal, dan besarnya perbedaan nilai antara outcome kebijakan yang diperbaiki dibandingkan outcome kebijakan awal.
Adakalanya, membuat keputusan berdasarkan dugaan yang diperkirakan dengan alasan yang kuat juga diperlukan. Mengumpulkan evidence memang penting, tetapi sering kali duduk dan memikirkan masalah dengan serius dapat memberikan wawasan yang berharga. Ini tidak berarti mengabaikan kebutuhan untuk mendapatkan data yang baik, tetapi lebih kepada mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana ketika evidence benar-benar diperlukan. Misalnya, saat menghadapi keputusan darurat tentang alokasi sumber daya air, keputusan cepat berdasarkan pengalaman dan penilaian ahli mungkin lebih efektif dibandingkan dengan menunggu studi komprehensif yang memakan waktu.
Kedua, menelusuri sumber daya literatur menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengumpulan evidence ini. Jurnal akademik hingga publikasi profesional yang mendiseminasikan hasil empirik, teori, dan studi kasus merupakan bahan-bahan yang dapat memperkaya wawasan Anda mengenai kebijakan terkait. Misalnya, dalam konteks kebijakan pendidikan, organisasi internasional yang mencatat studi integrasi teknologi di negara lain dapat menawarkan pencerahan baru yang dapat diaplikasikan secara lokal. Menelaah lebih lanjut dari studi tersebut tentang keberhasilan integrasi teknologi di Finlandia dapat memberikan wawasan terhadap penerapan serupa di negara Anda.
Ketiga, menelaah “praktik terbaik” dari berbagai daerah atau negara lain juga merupakan strategi yang ampuh. Tantangan kebijakan jarang eksklusif untuk satu area, sehingga solusi sukses dari tempat lain dapat menawarkan cetak biru yang dapat dimodifikasi. Contoh nyatanya adalah bagaimana penanganan risiko banjir di Belanda melalui sistem bendungan modern bisa diterapkan dan diadaptasi dalam konteks wilayah Anda. Contoh lainnya, Anda dapat mempelajari sistem peringatan dini bencana di Jepang untuk diterapkan pada sistem mitigasi bencana di negara Anda.
Keempat, membuat analogi yang berfungsi sebagai alat yang berguna untuk evidence dalam analisis kebijakan juga merupakan hal yang dapat dilakukan. Dengan menganalisis kasus yang pada permukaan tampak berbeda tetapi memiliki kesamaan dasar, maka kita dapat mengembangkan ide kreatif untuk memecahkan masalah. Misalnya, meningkatkan sistem distribusi obat di daerah terpencil dapat diilhami oleh strategi logistik sukses dalam sektor ritel. Pengecer besar seperti Amazon mungkin menawarkan pelajaran yang sangat berharga dalam kecepatan dan efisiensi pengiriman yang dapat diterapkan pada distribusi medis.
Kelima, memulai proses pengumpulan data lebih awal adalah strategi yang penting, terutama karena sering kali mengandalkan kerjasama dengan pihak lain. Mengatur wawancara dan survei lebih awal bisa menghemat waktu dan mencegah penundaan. Misalnya, jika Anda merencanakan survei tentang penggunaan energi di tingkat rumah tangga, maka mengatur pertemuan dengan perusahaan listrik jauh-jauh hari dapat memastikan akses yang tepat waktu ke data yang dibutuhkan.
Keenam, sebagai bagian dari proses pengumpulan evidence ini, penting juga untuk menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan. Aktivitas pengumpulan evidence tidak bersifat murni analitik; ia juga melibatkan elemen politik dan kolaboratif. Dalam perumusan kebijakan lingkungan, misalnya, bekerja sama dengan kelompok advokasi menyediakan dukungan komunitas dan membantu memperhalus arah kebijakan. Mengundang partisipasi mereka dalam diskusi dapat memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat setempat.
Ketujuh, menghindari bias perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang seimbang. Sebagai contoh, melibatkan berbagai perspektif dalam analisis kebijakan—dari serikat pekerja hingga manajemen—sangat penting untuk memperkuat kebijakan tenaga kerja yang adil dan inklusif. Pembukaan pikiran terhadap pandangan yang berbeda memungkinkan kita menyusun kebijakan yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam reformasi pendidikan, menggabungkan opini dari guru, siswa, orang tua, dan pengambil kebijakan pendidikan dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik dan menyeluruh.
Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, maka Anda dapat mengumpulkan evidence yang kuat dan relevan, serta menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan berdampak. Proses ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, tetapi juga berkontribusi pada pembuatan keputusan yang lebih bijak dan berkelanjutan di bidang kebijakan publik. Ini adalah cara yang dapat kita lakukan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Kalau Anda merasa tulisan ini bermanfaat, maka jangan lupa tinggalkan komentar, ya! Dan jangan ragu untuk share ke teman-teman Anda agar mereka juga bisa belajar dari postingan ini. Terima kasih atas dukungan Anda untuk blog ini!
Muantabs, Pak Erry. Terima kasih atas sharing bahan bermanfaat ini. Salam
Sama2 Pak Haris.
Keren dan sangat bermanfaat pak. Semua harus didukung fakta dan data (mahal) yang masih perlu diolah menjadi informasi. Terimakasih..
Sama2 Bu Ni Ketut Aryastami.