Dalam perjalanan membangun sebuah bangsa, pengetahuan dan ketrampilan analisis kebijakan merupakan kunci yang sangat penting. Pengetahuan dan keterampilan tersebut menjadi hal yang sangat berharga bagi pengambil kebijakan, analis kebijakan, pegawai pemerintah, pegawai swasta, dan juga individu-individu yang ingin menciptakan perubahan yang lebih baik. Dengan kemampuan ini, mereka dapat memahami isu-isu kebijakan yang ada dan merancang solusi inovatif yang berdampak positif. Selain itu, kemampuan analisis kebijakan membantu memprediksi konsekuensi dari berbagai opsi kebijakan, sehingga keputusan yang diambil lebih tepat dan berkelanjutan.
Ketertarikan saya terhadap ilmu analisis kebijakan dimulai ketika mendapatkan pendidikan formal di Graduate School of Policy Science, Saitama University, Jepang yang kini dikenal sebagai GRIPS (National Graduate Institute for Policy Studies). Selain itu, memperoleh pengalaman sebagai pengambil kebijakan mulai dari unit organisasi eselon dua di Kemenristek, Kemenristekdikti dan Kemenristek/BRIN hingga unit eselon satu di Kemenristek/BRIN telah memberikan perspektif yang tak ternilai untuk saya.
Di samping itu, saya juga terus memperdalam pemahaman mengenai analisis kebijakan melalui berbagai literatur terkemuka. Mulai dari karya Dunn (2004), Scott & Baehler (2010), Patton dkk (2013), Bardach & Patashnik (2016), Dye (2017), Weimer & Vining (2017), Meltzer & Schwartz (2019), Cairney (2021) hingga Linquiti (2023), semuanya telah membuka wawasan saya tentang dunia analisis kebijakan. Tambahan pula, pengamatan terhadap isu-isu kebijakan dan keputusan yang diambil untuk mengatasi isu-isu tersebut telah menjadi pelajaran penting bagi saya dalam memahami analisis kebijakan.
Tahun 2024 yang lalu menjadi momen yang istimewa ketika saya berkesempatan berbagi ilmu ini dengan rekan-rekan di instansi yang ada mulai dari Deputi Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan hingga Pusdiklat Manajemen Pertahanan, Kementerian Pertahanan. Setiap sesi sharing menjadi bukti bahwa analisis kebijakan bukan hanya ilmu, tetapi juga keterampilan vital yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor pemerintahan.
Ada tiga aspek penting yang saya bagikan. Aspek pertama mengenai Kebijakan Publik : Memahami Tantangan, Peran dan Pengertian, Instrumen, Siklus dan Analisis Kebijakan. Di bagian ini, saya mengupas mengenai tantangan pembangunan di berbagai sektor seperti di bidang pangan, kesehatan, energi, lingkungan, pendidikan, ketenagakerjaan, pertahanan, perindustrian, riset dan inovasi; perlunya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi tantangan pembangunan tersebut; pengertian kebijakan publik; bentuk-bentuk instrumen kebijakan yang dapat dikeluarkan; mengapa pengetahuan dan skill terkait dengan analisis kebijakan diperlukan; dan proses kebijakan versus analisis kebijakan.
Aspek kedua terkait dengan Analisis Kebijakan : Lima Tahapan Untuk Pengambilan Keputusan. Disini, saya menjelaskan lima tahapan analisis kebijakan yang meliputi penentuan permasalahan kebijakan, identifikasi alternatif kebijakan, penentuan kriteria evaluasi alternatif kebijakan, penilaian outcome alternatif kebijakan, dan penentuan rekomendasi kebijakan. Selain itu, saya juga menerangkan mengenai berbagai gagasan tentang bukti kebijakan. Tambahan pula, saya mengutarakan contoh-contoh penerapan analisis kebijakan pada isu pengangguran generasi Z untuk sharing di Deputi Riset dan Inovasi Daerah, BRIN; dampak perekonomian global terhadap pembangunanan ketenagakerjaan nasional untuk berbagi di Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan; dan pemanfaatan efektif data intelijen untuk undangan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan, Kementerian Pertahanan.
Aspek ketiga tentang Policy Brief : Alat Komunikasi Hasil Analisis Kebijakan. Pada bagian ini, saya menyampaikan tujuh komponen untuk penyusunan policy brief yang sesuai dengan peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN), yaitu judul, ringkasan eksekutif, pendahuluan, deskripsi masalah, rekomendasi kebijakan, referensi utama, dan apendiks (jika diperlukan). Policy brief ini merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk disampaikan kepada pengambil kebijakan yang membantu mereka memahami masalah yang terjadi, opsi-opsi kebijakan yang dapat diambil dan rekomendasi kebijakan yang disarankan serta langkah-langkah implementasinya.
Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa ilmu dan ketrampilan analisis kebijakan merupakan faktor yang sangat penting untuk menciptakan kebijakan publik yang efisien, efektif dan berdampak. Dengan memahami prosesnya, kita dapat mengambil keputusan yang lebih terinformasi dan terukur. Bagi pengambil kebijakan, analis kebijakan, pegawai pemerintah, pegawai swasta dan individu-individu yang ingin membuat perubahan menuju ke arah yang lebih baik, maka mempelajari dan menerapkan analisis kebijakan bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Dengan pengetahuan dan kerja sama, maka kita bisa mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah. Mari kita tingkatkan kualitas kebijakan publik di Indonesia secara bersama-sama!
Kalau Anda merasa tulisan ini bermanfaat, maka jangan lupa tinggalkan komentar, ya! Dan jangan ragu untuk share ke teman-teman Anda agar mereka juga bisa belajar dari postingan ini. Terima kasih atas dukungan Anda untuk blog ini!
Terima kasih Pak Erry atas sharing ilmunya
Sama2 Bu Anteng.